Lihat ke Halaman Asli

Ratih Poetry

Mompreneur

Luka-Luka Purba

Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di puncak semua sepi adalah keheningan
Dan di puncak keheningan itu, aku melukis kepak camar, matahari tenggelam, keping - keping ombak
Dan sepotong senyum milikmu dulu

Selalu kita bertukar cerita tentang sepotong senja yang kadang jingga, kadang merah saga
Kita terus berbicara, sekedar untuk mencoba merasa
Bahwa kehidupan yang fana itu masih ada

Kita seperti batu, lapuk terkikis menjadi debu
Terajam oleh jejak - jejak menapak yang riuh
Bertahan dalam angkuh yang gagah

Tahun - tahun beranjak tua
Dan kita tetap menangisi luka - luka purba
Yang kita sendiri sudah lupa penyebabnya apa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline