Suatu masa yang tenang
Di saat hati mulai merengkuh sunyi
Rasa cinta lampau menyapa lembut
Tak peduli cermin jiwa yang nanar
Tak peduli rapuhnya sepi
Terus merepih sukma
Menggerus retak ditatap hampa
Akulah perempuanmu
Yang telah menjadi puisi lara bunga
Di antara pelukan pelangi senja
Kau pikir dukacita ini abadi hanya untukku?
Sekali kali tidak dan memang tak akan mampu kau datangi lagi
Jejak langkahmu mengeja duka
Perihnya tersungkur hingga kedalaman
Dan aku terpagut pesonanya kelam
Tak kan pernah selesai kisah ini, cinta
Selama hati masih terus berantakan
oleh karena kenangan semu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H