Lihat ke Halaman Asli

Ratih Rosiana

Pofesi saya adalah seorang guru

Sosialisasi Pelatihan Pemasaran Kerajinan Anyaman Bambu Melalui Media Sosial Tiktok Pada Sentra Anyaman Bambu di Desa Jepang Kota Kudus

Diperbarui: 25 Mei 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 tahun 2023 PGRI Semarang menyelenggarakan sosialisasi pelatihan pemasaran kepada pengrajin anyaman bambu di Kudus, Sabtu (24/02/2024).

Tujuan dari sosialisasi tersebut yaitu mengembangakan pemasaran produk anyaman dalam jangkauan yang luas melalui media sosial dan tidak hanya local saja. Media sosial saat ini mengalami perkembangan yang signifikan di kalangan masyarakat. Masyarakat banyak menggunakan media sosial sebagai salah satu media yang digunakan untuk melakukan interaksi dengan orang lain yang memiliki jarak yang jauh. Media sosial yang sedang banyak digunakan masyarakat untuk berinteraksi tersebut seperti facebook, Instagram, Whatsapp, Twitter dan banyak media sosial lainnya. Media sosial tidak hanya digunakan masyarakat untuk melakukan interaksi jarak jauh namun juga digunakan untuk memperoleh berbagai informasi seperti seni dan kerajinan dari daerah-daerah tertentu. Hanya dengan berselancar di dunia internet melalui media sosial kita dapat mengetahui seni dan kerajinan yang ada diberbagai daerah tanpa harus datang kedaerah tersebut.

Di kabupaten Kudus, Kecamatan Mejobo, desa Jepang merupakan salah satu sentra anyaman bambu, hal ini perlu dipasarkan untuk memungkinkan dapat berpotensi mendukung keberahasilan promosi produk UMKM kerajinan anyaman dengan mudah dan cepat. Kegiatan promosi melalui media sosial akan lebih maksimal karena jangkauan penjualannya luas dan hampir tidak terbatas. Promosi penjualan media sosial dapat meliputi facebook, instagram, website, dan lainnya. Promosi penjualan anyaman melalui media sosial dapat mempengaruhi penjualan produk di karenakan saat ini sebagian besar msayarakat sudah banyak menggunakan media sosial untuk berinteraksi satu sama lain.

"Bahan bambu jika tidak cepat terjual akan berjamur dan nilai jualnya akan rendah" tutur ibu Sumitri selaku pemilik anyaman KUBE.

Berdasarkan ringkasan di atas diharapkan program yang kami rancang dapat membantu para pengrajin anyaman di desa Jepang Kudus untuk bisa meningkatkan penjualan produknya melalui pemasaran di TikTok shop. Kami memulai pelatihan dengan mendaftarkan email Ibu Sumitri ke akun Tiktok Shop. Kemudian kami ajarkan menguplod barang-barang ke akun tersebut. Kami juga diajarkan Ibu Sumitri bagaimana membuat keranjang melalui anyaman bambu. Kami sama-sama mendapatkan ilmu.

"Saya berharap dengan daftar tiktok shop akan meningkatkan penjualan kami", imbuh Ibu Sumitri.

Dengan memahami strategi pemasaran yang efektif di Tiktok Shop ini, mereka diharapkan dapat menciptakan konten kreatif yang menarik perhatian dan meningkatkan visibilitas produk. Selain itu, pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan digital dan pemasaran online mereka, memberikan akses ke peluang-peluang baru dalam dunia bisnis yang didorong oleh teknologi. Dengan memanfaatkan potensi TikTok untuk membangun merek dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan, masyarakat dapat mengoptimalkan keberhasilan bisnis mereka dalam era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline