Lihat ke Halaman Asli

RASYUHDI

Santri asal Situbondo yang melanjutkan studinya di nanjing universty china

Santri Mengenalkan Pencak Silat di Daratan China

Diperbarui: 9 Desember 2019   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

khairul anwar

Santri dalam pandangan islam modern pada saat ini tidaklah hanya selalu dipersepsikan berpeci, bersarung dan mengaji agama di pesantren, pola pikir semacam itu hanya akan membuat pelakunya merasa gagal jikalau yang berpresepsi seperti itu adalah seorang muslim taat, karena di pesantren kita bisa menjadi apa saja yang kita kehendaki, seperti menjadi presinden, wakil presinden bahkan kiai. Santri saat ini juga mampu mengenalkan budaya di kancah internasional bahkan berkontribusi lebih jika di bandingkan pemerintah yang masih menggunakan  anggaran Negara untuk mengenalkan budaya Indonesia.

Pada jumat 5 desember  2019  salah satu santri asal Kalimantan tengah memeriahkan acara festival budaya di teater grand centre pusat kebudayan, yang notabene merupakan  salah satu ibu kota lama di  tiongkok Nanjing. Acara yang bertajuk ''fersival pemuda cinta Nanjing '' itu di hadiri sekitar 900 orang pengunjung yang terbagi dari lapisan masyarakat umum dan seluruh mahasiswa internasional yang berasal hampir dari 200 negara juga melalui 41 universitas yang ada. Acara tersebut juga di hadiri oleh biro perdangan kota,kantor urusan luar negeri kota dan biro pariwisata dan budaya kota.

dok.harian nanjing

Sebagai mahasiswa sekaligus santri yang berada tiongkok kami merasa bangga ketika nama Indonesia kita bawa dan di perkenalkan keseluruh penonton yang berasal  dari belahan dunia.Pada malam itu suhu menujuknya di bawah 2 derajat celius dengan penuh semangat saya meranjak dari tempat tidur untuk melihat pertunjukan yang di bawakan oleh beberapa mahasiswa Indonesia. Mahasiswa Nanjing university of finance and economics yang biasa di panggil irul oleh teman-teman santri di kampungnya  itu membawakan pencak silat di acara festival malam itu.

Iringan memutar-mutarkan golok betawi pada malam itu mendapatkan apresiasi dari semua penonton yang ada, pencak silat yang bawakan merupakan jurus wajib ikatan pencak silat Indonesia (IPSI), pencak silat indonesia itu di kolaborasikan dengan wushu china dan martial arts dari Negara venezuela. Acara tersebut tak lain bertujuan agar semua elmen masyarakat dan mahasiswa internasional lebih mengenal dan mencintai kota Nanjing, karena data statistik menunjukkan bahwa pada November 2019 mahasiswa internasional di Nanjing 11.143 orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline