Lihat ke Halaman Asli

Rasyid Taufik

SINTARA Leadership

Degradasi Nilai

Diperbarui: 8 November 2022   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Masyarakat sekarang banyak yang memandang perilaku jujur sebagai sebuah kebodohan. Ketika ada kesempatan korupsi di kantor lalu tidak dilakukan maka orang tersebut dibilang bodoh karena tidak bisa memanfaatkan peluang.  Jujur identik dengan bodoh.

Dalam memilih pemimpin juga begitu. Orang banyak yang memilih pemimpin bukan karena kualitas tapi karena calonnya memberikan uang. Standar nilai masyarakat lebih kepada sesuatu yang bersifat materi.

Jika dalam pemerintahan, pejabat yang jujur akan dimusuhi. Dia akan dianggap menghalangi orang mengambil peluang untuk berperilaku koruptif. Sebaliknya, banyak pengusaha yang senang jika ada pejabat yang mau dikasih uang. Pejabat seperti itu justru dicari pengusaha karena akan menguntungkan dirinya.

Relasi pengusaha dan penguasa akan menghasilkan kebijakan yang hanya menguntungkan diri sendiri dan kelompok. Tanpa memperdulikan kepentingan rakyat. Demi meraih tujuannya, bukankah sudah menjadi rahasia umum jika pengusaha memberi suap, komisi, atau menjadi cukong pejabat?

"Demikianlah keadaan kita sekarang. Orang jujur dibilang bodoh. Pemimpin jujur malah dimusuhi. Semua sudah kebolak balik. Inilah yang saya sebut Degradasi Nilai."

H. Wahidin Halim




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline