Ketika menjelaskan tentang manusia, seringkali orang menggunakan ilustrasi pohon. Pohon terdiri dari akar, batang dan buah. Kualitas akar akan menentukan kualitas batang, ranting dan buah. Demikian juga manusia, terdiri dari mindset, perilaku dan kinerja. Mindset menentukan perilaku. Dan perilaku menentukan kinerja yang dihasilkan.
Demikianlah. Mindset diibaratkan akar. Akar yang kokoh akan menentukan kokohnya pohon dan buah yang dihasilkan. Kita bisa membayangkan kalau akar sebuah pohon itu rapuh apalagi busuk. Jangankan berharap buah, jangan-jangan batang pun tidak akan tumbuh.
Manusia senang dengan sesuatu yang konkrit dan visual. Pesan betapa pentingnya memiliki mindset yang positif akan lebih mudah dibayangkan dan diterima oleh orang jika diibaratkan pentingnya akar bagi pohon.
Banyak orang yang terkesima dengan 'buah' tapi mengabaikan 'akar'. Kagum dengan pencapaian orang lain tapi tidak mempelajari mindset yang dimiliki orang tersebut sehingga mampu meraih banyak prestasi.
Sebenarnya apa itu mindset? Mindset adalah pola pikir yang menentukan perasaan gembira dan sedih, marah dan tenang dan juga menentukan bagaimana manusia berucap dan bertindak. Pola pikir ini terbentuk dari nilai. Sesuatu yang dianggap penting dan berharga.
Nilai-nilai diri merupakan inti atau jatidiri manusia yang mengendalikan dan mendorong perilaku, ucapan dan keputusan bahkan menjadi filter dalam memandang dan menafsirkan setiap peristiwa yang kita alami.
Jika kita melihat, merasakan dan mendengar kisah perjalanan kepemimpinan H. Wahidin Halim mulai dari kepala desa hingga gubernur sesungguhnya adalah perjalanan transformasi nilai menjadi perilaku dan kinerja. Nilai-nilai diri seperti integritas, kecerdasan, keberanian, ketegasan dan kepedulian begitu melekat dalam diri WH. Semua terlihat dan dapat dirasakan oleh masyarakat melalui kata-kata, tindakan dan kebijakannya.
Dalam sebuah kesempatan WH menyampaikan:
"Nilai-nilai yang internalized, mendarah daging, dan mengkristal kebanyakan telah tersosialisasi sejak saya masih kecil. Nilai yang menjadi kepribadian dan menuntun perilaku, terkadang tanpa melewati proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Inilah modal saya dalam berinteraksi dan menghadapi berbagai masalah dalam berbagai jabatan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H