Lihat ke Halaman Asli

Rasyid Taufik

Coach & Entrepreneur

Gelombang Ketidakpastian

Diperbarui: 4 September 2020   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

depositphoto

Beberapa bulan sebelum datang wabah covid-19, saya ada janji ketemu dengan seorang sahabat di pusat perbelanjaan di daerah selatan Jakarta. Saat masuk pintu utama, sambil cari parkir, saya lihat banyak toko yang tutup. Akhirnya fenomena toko tutup menjadi pengantar obrolan saya dengan sahabat yang kebetulan pengusaha. "Perekonomian lagi lesu beberapa tahun terakhir Pak. Wajar kalau banyak toko tutup. Baik skala besar maupun kecil banyak yang tidak kuat menghadapi perubahan yang sedang melanda dunia," ujar sahabat saya sambil menyeruput kopi Vietnam.

"Perubahan seperti apa yang Pak maksud?

"Ya, macam-macam Pak. Mulai dari kebijakan pemerintah maupun perubahan akibat teknologi digital yang men-disrupsi banyak perusahaan konvensional".

Kalau ingat obrolan dengan sahabat saya itu lalu melihat dan merasakan dampak pandemi covid-19, semakin terbukti bahwa sedang terjadi perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan kita, khususnya dunia usaha. Perubahan membawa dampak yaitu kondisi penuh ketidakpastian. Tiba-tiba perusahaan tutup, PHK dimana-mana.

Dan pandemi covid-19 ini seperti gelombang susulan sangat dahsyat yang datangnya  secara tiba-tiba lalu menghempaskan banyak perusahaan kecil dan besar. Kondisi Ketidakpastian semakin nyata kita lihat dan rasakan.

Menghadapi era penuh ketidakpastian ini, membahas tema mindfulness semakin menemukan relevansinya. Bagaimana kita dapat menikmati setiap ketidakpastian dengan beradaptasi terhadap perubahan dan melakukan terobosan dengan inovasi-inovasi.

Dengan praktik mindfulness, kita menyelaraskan hati, perasaan, pikiran dan tubuh kita agar bisa merespon sesuatu kondisi dengan efektif. Artinya ketika gelombang perubahan yang membawa ketidakpastian datang, kita melihat ke dalam diri untuk 'memikirkan' kembali pikiran kita yang selama ini sudah ada, membuang asumsi lama yang tidak relevan sehingga kita mampu mengendalikan respon dengan baik alias tidak autopilot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline