Lihat ke Halaman Asli

Rasyidadzika

Mahasiswa

Transformasi Digital melalui Kewirausahaan dari Strategi dan Praktik Global di ICSE 2024 Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Diperbarui: 19 Desember 2024   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ICSE 2024 (sumber: Universitas Mercu Buana Yogyakarta)

Kolaborasi Internasional dalam Pencapaian Akademik di AS

Prof. Muhammad Ali dari University of California Riverside, USA. Membahas model kolaborasi Hexa Helix yang melibatkan akademisi, industri, pemerintah, dan komunitas untuk meningkatkan pendidikan dan inovasi di AS. Kolaborasi, etos ilmiah, dan pelatihan keterampilan penelitian dianggap kunci dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi. Program seperti pembelajaran berbasis proyek (PBL) dan hubungan informal antara mahasiswa dan profesor mendukung partisipasi aktif. UCR berupaya memperkuat koneksi global melalui Urusan Internasional dan pembelajaran kolaboratif.


Kewirausahaan Sosial untuk Masa Depan yang Tangguh

Dr. B. Ian Arcega dari Capiz State University membahas kewirausahaan sosial di Filipina, di mana terdapat 164.473 perusahaan sosial, 70% di antaranya UMKM. Tantangan utama termasuk akses modal dan inovasi keuangan, sementara peluang ada pada dukungan pemerintah. Di Capiz, sektor utama adalah pertanian dan perikanan, dengan inisiatif seperti Koperasi Produsen Akuakultur dan Program OTOP yang mendukung produk lokal serta pemberdayaan masyarakat.


Antisipasi dan atasi jebakan dalam Kewirausahaan Sosial

Dr. Mark Govers dari Maastricht University, Netherlands. Ia menjelaskan bahwa kewirausahaan sosial bertujuan menciptakan dampak sosial positif, tetapi menghadapi jebakan seperti ketidakstabilan finansial, pengukuran dampak yang buruk, dan kurangnya keterlibatan pemangku kepentingan. Jebakan ini dapat mengorbankan tujuan sosial demi keuntungan. Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan lokal dan berinvestasi dalam pendidikan lintas disiplin untuk keberlanjutan kewirausahaan sosial.


Potensi Energi Surya Terintegrasi Bangunan (BISE) di Kamboja

Ms. Nou Chanrachna dari CamTech University, Cambodia. Energi surya, diakui sebagai sumber terbarukan yang bersih, memiliki tantangan seperti biaya awal tinggi dan ketergantungan cuaca. Di Kamboja, bangunan hunian menyerap 35% konsumsi energi, dan potensi energi surya sangat besar. Pemerintah berkomitmen mengembangkan energi terbarukan, terutama solar. Pemasangan sistem fotovoltaik (PV) yang optimal dan retrofit bangunan untuk efisiensi energi sangat penting, serta integrasi PV dalam pendidikan arsitektur untuk menciptakan lingkungan binaan berkelanjutan.


Peran analisis wacana kritis (AWK) dalam meningkatkan pemikiran kritis melalui pembelajaran berbasis kasus (PBBK) dalam kewirausahaan sosial

Prof. Handoyo Puji Widodo di King Abdulaziz University, Saudi Arabia. Membahas kewirausahaan sosial bertujuan menciptakan solusi untuk masalah sosial. AWK membantu siswa memahami struktur kekuasaan dan ideologi, penting untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan. Pendidikan Kewirausahaan Sosial (PKS) fokus pada pengetahuan dan sikap untuk inisiatif berkelanjutan, serta pemahaman akar masalah sosial. Langkah pembelajaran meliputi tugas pemikiran kritis dan diskusi tentang solusi berbasis komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline