Lihat ke Halaman Asli

SAMPAI KEMENANGAN ABADI

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ernesto Che Guevara : Tokoh Kontroversial Yang Dipuja Sekaligus Dihujat Yang Meneriakkan Slogan Itu.

Bagi Amerika Serikat yang “merasa sebagai utusan Tuhan” dalam demokrasi, Che adalah sosok paling dibenci. Padahal apa yang diperjuangkan oleh Che dan teman-temannya adalah demokrasi yang memang menjadi tidak bersesuaian dengan kepentingan demokrasi Amerika Serikat plus sekutunya yang berwatak kapitalis.

Ya, akhirnya apa yang diperjuangkan oleh setiap manusia adalah “kepentingan” yang harus dipenuhi. Kepentingan dalam bentuk maupun basis apapun, entah itu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

Sayangnya, kepentingan kita pada dasarnya lebih dipengaruhi oleh “dorongan primitif” yang sama, yaitu “harta, tahta dan seks”. Dibalut dengan slogan dan jargon apapun, dipoles dengan propaganda ideologi, kampanye politik, penguasaan sumber ekonomi, perluasan pengaruh sosial, peningkatan pengaruh budaya, penguatan basis pertahanan maupun ketakutan atas ancaman keamanan, dasarnya selalu sama.. harta, tahta dan seks.

Sehingga semboyan semacam “Hasta la victoria siempre! Sampai kemenangan abadi nanti!” mungkin hanya sekedar kemenangan ego kita yang terpuaskan, tanpa peduli apakah ego itu sesuai dengan kepentingan pihak lain.

Bahkan yang lebih penting lagi, sebagai manusia yang mengaku memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepentingan itu pun menjadi tidaklah penting, apakah sesuai dengan kepentingan Tuhan atau tidak.

(Nuestra vida solo tendra valor, cuando sirva como elemento para lograr la libertad de todos los pueblos oprimidos del mundo -----> Hidup kita hanya akan memiliki nilai ketika berfungsi sebagai elemen untuk mencapai kebebasan semua orang tertindas di dunia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline