Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Cinta Bikin Bahagia

Diperbarui: 17 Januari 2023   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Seperti lagu yang pernah kita dengar “jatuh cinta berjuta rasanya”, tapi apakah benar berjuta-juta rasanya? Bagaimana jika dalam satu kasus percintaan hanya merasakan kesenangan saja? Kapan rasa senang itu datang? Lalu siapa sajakah yang bisa merasakah kesenangan dari cinta itu? Dan pada akhirnya darimana asalnya rasa senang itu? Mari kita kulik satu persatu.

Ternyata rasa senang itu berasal dari hormon manusia yang juga disebut dengan hormon bahagia. Hormon itu apa sih? Hormon adalah molekul yang disekresikan kedalam cairan ekstraselular, beredar didalam darah, dan mengomunikasikan pesan-pesan regulasi keseluruh tubuh (Campbell, Neil A, et.al). Bahasanya susah banget ya. Jadi inti dari hormon adalah senyawa kimia didalam tubuh yang diproduksi oleh berbagai kelenjar diseluruh tubuh melalui aliran darah sebagai pembawa pesan dalam proses tubuh.

Oke hormonnya sudah ya, kita lanjut ke hormon bahagia. Ternyata hormon bahagia tidak hanya  satu macam loh, ada 4 macam yang harus kita ketahui. Yang pertama ada dopamin atau hormon perasaan baik. Biasanya dikaitkan dengan sensani yang menyenangkan, memori, fungsi otak, dll. Kedua ada hormon serotonin yang berfungsi sebagai pengatur suasana hati (tidur,nafsu makan, pencernaan, kemampuan belajar). Yang ketiga ada endorfin atau pereda nyeri alami tubuh yang biasanya meningkat ketika melakukan aktivitas yang menimbulkan perasaan memuaskan seperti makan enak, berolahraga, hingga berhubungan intim. Dan yang terakhir adalah oksitosin si hormon cinta. Hormon ini penting untuk meningkatkan kepercayaan, empati, dan ikatan fisik dalam hubungan.

Dari keempat hormon diatas, kali ini kita akan berfokus pada hormon oksitosin saja. Oksitosin meningkat ketika seseorang sedang terjalin dengan kasih sayang fisik, ciuman, pelukan, dan hubungan intim. Si hormon cinta sering dikaitkan dengan rasa setia dalam romantisme. Biasanya berpengaruh untuk membuat pria lebih tertarik dengan wanitanya ndaripada dengan wanita lain. Ditambah lagi jika sepasang sejoli banyak menghabiskan waktu bersama, hal ini akan menghasilkan oksitosin lebih banyak lagi dan hasrat terhadap pasangan akan lebih tinggi.

Tidak hanya sebagai hormon cinta, oksitosin berfungsi sebagai pemain dalam hubungan seksual, pengaruh dalam kondisi mental, pembantu dalam proses persalinan dan menyusui, dan yang terakhir penguat ikatan batin antara ibu dan anak. Namun jika disimpulkan kembali tetap saja oksitosin banyak berkaitan dengan hubungan dalam cinta. Cinta pun tidak hanya berbicara tentang seorang pria dan wanita, tapi juga bisa tentang hubungan sebuah keluarga.

Seorang ahli psikologi keturunan Amerika bernama Robert Jeffrey Sternberg mencetuskan istilah Triangular Theory of Love yang berarti segitiga teori cinta. Wahh, makin seru aja ya, ternyata cinta juga ada teorinya. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa cinta memiliki tiga komponen, yakni keintiman (intimacy), hasrat (passion), dan keputusan/komitmen (decision/commitment). Masing-masing komponen merupakan salah satu kebebasan, bisa condong ke salah satu arah saja atau bisa juga seimbang pada setiap komponennya. Komponen keintiman jika dipecah menjadi aspek yang lebih kecil lagi menunjang kedekatan, keterikatan, dan konektivitas bisa menjadi 10 elemen.

  1. Sangat ingin meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai;
  2. Merasakan kegembiraan dengan orang tercinta;
  3. Menggenggam orang tercinta penuh rasa hormat;
  4. Mampu mengandalkan orang yang dicinta saat membutuhkan;
  5. Saling memahami;
  6. Membagi diri dan harta miliknya dengan orang tercinta;
  7. Menerima dukungan emosional dari kekasih;
  8. Memberikan dukungan emosional kepada orang yang dicintai;
  9. Berkomunikasi secara lebih intim dengan orang yang dicintai;
  10. Menghargai orang yang dicintai.

Kunci keintiman meliputi kepercayaan, kejujuran, respek, komitmen, rasa aman, dukungan, kedermawanan, loyalitas, kekonstanan, pemahaman, dan penerimaan. Keintiman merupakan langkah awal dari pembukan diri. Ketika sudah ada keterbukaan, nilai hubungan timbal balik dalam pembukaan diri akan meningkat hingga ke titik tertentu dan menjadi fondasi cinta.

Komponen cinta yang kedua adalah hasrat yang mana keadaan menginginkan secara intens oenyatuan dengan orang lain. Hasrat dalam cinta cenderung tercampur aduk dengan perasaan keintiman, dan sering kali sering mendukung. Hasrat bisa jadi hal pertama yang menarik individu ke dalam suatu hubungan, namun keintimanlah yang membantu mempertahankan kedekatan dalam hubungan. Biasanya orang memandang hasrat hanya sebatas tentang seksual, tapi keinginan untuk berafiliasi, dan berkorban juga merupakan suatu hasrat.

Yang ketiga adalah keputusan dan komitmen. Hal ini menyangkut jangka pendek dan jangka panjang. Aspek jangka pendek merupakan keputusan untuk saling mencintai orang lain, sedangkan aspek jangka panjang adalah komitmen untuk mempertahankan cinta tersebut. Tak selamanya keputusan untuk mencintai menunjukan sebuah komitmen, sama halnya dengan sesorang yang dijodohkan tanpa ada rasa sampai pada akhirnya berakhir menjadi saling cinta dan berkomitmen tanpa mereka sadari.

Komposisi yang tidak seimbang dalam tiga komponen utama menyebabkan cinta yang tidak sempurna. Kecondongan dari salah satunya memiliki peran tersendiri sehingga dapat menyebabkan dampak yang kurang matang.  Dari ketiga komponen cinta tadi menghasilkan tujuh jenis cinta, yaitu :

  1. Rasa suka (keintiman belaka) : Rasa suka ini biasanya dialami oleh cinta pada pandangan pertama. Hanya merasakan ingin lebih dekat dan juga ingin lebih kenal.
  2. Cinta nafsu (hanya hasrat) : Pada cinta nafsu, sudah ada hasrat ingin lebih dalam untuk mengenal seseorang.
  3. Cinta hampa (hanya keputuan/komitmen) : Cinta hampa hanya ingin mendapatkan pasangan yang bisa diajak untuk membuat keputusan, atau secara gampangnya ingin partner yang bisa diajak berkomitmen tanpa ada rasa yang lain.
  4. Cinta romantis (keintiman dan hasrat) : Romantisme kali ini biasanya ada pada diri anak muda. Ingin bermesra-mesraan memadu kasih tanpa ada kelanjutan yang pasti.
  5. Cinta persahabatan (keintiman dan komitmen) : Cinta persahabatan atau gaulnya teman tapi mesra merasakan ingin dekat, dijaga, dan bisa diajak membuat sebuah keputusan.
  6. Cinta buta (hasrat dan komitmen) : Cinta buta yang tidak jelas, ibarat hanya ingin melampiaskan hasrat dan ingin diajak serius namun tanpa ada keintiman.
  7. Cinta sejati  (keintiman, hasrat, dan komitmen) : Cinta idaman semua orang, paket lengkap dan sempurna.

Benar kata orang tua, hal-hal yang berlebihan itu tidak baik, begitu pula dengan cinta. Semua orang pasti mengidam-idamkan tercapainya cinta yang sempurna dan sejati. Tak ada orang yang tidak ingin bahagia di dunia ini. Maka untuk menjadi orang yang bahagia pun juga ada triknya. Cinta memang bikin bahagia, tapi kalau bahagiaku cuma sama kamu gimana? Eh, itu juga cinta ngga sih? Xoxo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline