Lihat ke Halaman Asli

Mari Perbaiki Jakarta Bersama Tanpa Saling Menyalahkan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banjir di Jakarta seolah sudah menjadi bencana rutin tahunan setiap musim hujan tiba. Agak unik, ketika sebelumnya pemerintah ingin memindahkan masyarakat yang tinggal di daerah saluran air ke tempat lain, mereka menolak mentah-mentah. Selain menutup saluran air, masyarakat Jakarta juga hobi buang sampah sembarangan, baik di jalanan atau di sungai. Dan ketika musim hujan, saluran-saluran air yang mereka tutup dengan sampah ataupun rumah tinggal, tidak mampu mengalirkan air hujan sehingga menyebabkan banjir yang merata di Jakarta.

Pembangunan gedung-gedung besar tanpa resapan atau selokan yang memadai juga patut mendapat teguran dari pemerintah. Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, menyebut harus ada solusi jangka panjang terkait banjir Jakarta. Sangat ganjil jika tiap tahun Jakarta hanya terus berkutat pada perahu karet dan sembako. Jika hal ini terus berlanjut setiap tahun, tidak dapat disalahkan jika banyak pihak yang mempertanyakan kelayakan Jakarta sebagai ibukota negara.

Memperbaiki Jakarta memang bukan persoalan mudah. Usaha dan tekad Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta harus dibarengi dengan bantuan pemerintah pusat dan masyarakat Jakarta sendiri. Cara hidup masyarakat Jakarta yang sering acuh terhadap lingkungan kini menjadi bumerang bagi mereka. Jika ingin Jakarta bebas dari banjir, maka perbaikilah cara hidup dengan selalu menjaga kebersihan dan tidak menjadikan daerah saluran air sebagai tempat tinggal. Pemerintah sebaiknya membangun rumah susun bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Dalam masalah ini kita tidak bisa saling menyalahkan karena semua memiliki andil dalam perbaikan Jakarta. Masyarakat Jakarta dan pemerintah harus memikirkan apa yang bisa dilakukan agar bencana banjir ini tidak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline