Lihat ke Halaman Asli

Rasna

Foresters

Komflik Harimau Sumatera dengan Warga Suoh Berujung Anarkis

Diperbarui: 16 Maret 2024   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh (dokumentasi pohut).

Baru genap satu bulan peristiwa tewasnya dua orang warga Suoh dikabupaten Lampung Barat diterkam harimau sumatera, kini terjadi lagi peristiwa penerkaman seorang waga Suoh pada tanggal 11 maret 2024, untungnya korban selamat walaupun pada bagian kepala mengalami gigitan dan cakaran keganasan serangan dari harimau sumatera. 

Kronologis kejadian seorang warga cibitung desa Sukamarga kecamatan Souh Lampung Barat sedang berada dikebun berdua dengan saudaranya sekitar jam 15.00 wib tiba-tiba se ekor harimau sumatera (Panthera tigris sondaica) menyerang samanan dari arah belakang, harimau sumatera tesebut langsung menerkam kepala samanan. Pada saat itu samanan  mampu melawan serangan harimau sumatera sehingga harimau tersebut melarikan diri, tak lama kemudian datang saudara untuk menolongnya. Korban dapat dilarikan ke Puskesmas terdekat dan dapat dilakukan perawatan, dan saat ini korban telah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Alimudi Umar Liwa Lampung Barat.

Dari peristiwa tersebut warga semakin geram terhadap harimau sumatera dan pihak terkait yang selama ini lagi mengupayakan untuk menangkapan namun tak membuahkan hasil. Sulitnya medan serta sulitnya melacak keberadaan harimau sumatera di alam liar serta keterbatasan falilitas adalah salah satu kendala yang dihadapi pihak TN BBS.

Kerumunan masyarakat yang melihat samanan dipuskesmas BNS Suoh semakin ramai, berita ini semakin merebak dikalangan warga. Akhir kerumunan masyarakat dari dua kecamatan berkumpul dan mendatangi kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh milik Taman Nasional Bukit Barisan (TN BBS) untuk berdemo dan mempertanyakan perihal penanganan oleh pihak terkait atas kejadian tersebut, karena dalam waktu satu bulan sudah ada empat warga yang menjadi korban, diantaranya  dua orang meninggal dunia dan dua orang lagi selamat.

Warga yang selama ini sudah merasa tidak aman lagi dan dirundung rasa ketakutan mereka meluapkan kekecewaan terhadap pihak pemerintah yang lamban menangani peristiwa ini yang tidak ada ujung penyelesai atas peristiwa tersebut. 

Amarah warga tak terbendung lagi, warga meluapkan kekecewaannya lalu sebagian warga berlaku anarkis melakukan pengrusakan terhadap kantor PPA, mereka merobohkan kantor tersebut lalu membakarnya, tidak selesai disitu, mereka juga membakar fasilitas kendaraan bermotor milik petugas TN BBS.

Banyak yang menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh sebagian warga Suoh atas peristiwa tersebut. Padahal masih bisa saja peristiwa tersebut diselesaikan dengan cara yang bijaksana. Sedangakan pada saat  demo pihak TN BBS sedang melakukan pencarian dan pemburuan terhadap harimau sumatera

Mosi tidak percaya kepada aparat TN BBS atas lambannya penanganan peristiwa ini serta beredar isu bahwa harimau sumatera yang berkeliaran merupakan harimau pelepasliaran, padahal pelepasliaran harimau sumatera tidak dilepas di Suoh tetapi  wilayah konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) itu pun terjadi pada tahun 2015.

Kondisi Kantor PPA Resort Suoh saat ini (Dokumentasi Polhut)

Penanganan Komflik oleh pihak Kepolisian Lampung Barat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline