Lihat ke Halaman Asli

Rasna

Foresters

Konflik Manusia dan Satwa Terjadi Lagi di Suoh Lampung Barat, Kenapa?

Diperbarui: 13 Maret 2024   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Harimau Sumatera. Sumber: Shutterstock/tom117 via KOMPAS.com

Sebelum menulis saya mengucapkan rasa bela sungkawa atas meninggalnya dua orang warga Suoh yang berada di Talang Upik, Kecamatan Bandar Negeri, Suoh, Kabupaten Lampung Barat akibat serangan harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae). 

Konflik manusia dan satwa bukan hal yang baru bagi masyarakat di sekitar Suoh. Konflik yang sering terjadi adalah manusia dengan kawanan gajah, hampir setiap tahun masyarakat kedatangan kelompok gajah liar yang masuk ke kebun dan perumahan warga, kebun banyak yang rusak, gubuk dan rumah sering jadi sasaran amukan gajah liar. Warga setempat 24 jam harus siaga penuh untuk menghalau kedatangan gajah liar.

Namun seminggu yang lalu kejadian yang sangat memilukan ada dua orang warga Suoh meninggal dunia sangat mengenaskan diserang binatang buas yakni harimau Sumatera. Kejadian tersebut secara beruntun, warga yang diserang pertama pada awal bulan Februari 2024 dan kejadian kedua pada minggu ketiga pada bulan yang sama.

Tentu kejadian ini sangat menggegerkan warga Suoh khususnya dan warga kabupaten Lampung Barat pada umumnya. Berbagai media cetak maupun elektronik banyak memberitakannya. Pihak-pihak terkait yaitu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) ikut sibuk mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah tempat kejadian perkara berada dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TN BBS).

Ilustrasi koplik manusia dan satwa (Pos kupang).

Ada apa dengan Suoh?

Suoh pada tahun 2005 masih satu kecamatan yang terdiri dari 7 desa, namun pada tahun 2010 Suoh dibagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Suoh dan Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS).

Suoh merupakan daerah dataran rendah sekitar 170-350 meter dari permukaan laut, yang dikelilingi Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang merupakan kawasan konservasi flora dan fauna yang memiliki luas 324.000 hektar, 249.552 hektar berada di wilayah administrasi Kabupaten Lampung Barat.

Terbentuknya daerah Suoh menurut sejarah akibat terjadinya gempa dan letusan gunung berapi beberapa ratus tahun yang lalu (1933). Suoh memiliki kawah letusan yang masih aktif. Ada tiga danau Suoh yang terbentuk secara alamiah yaitu danau asam, danau minyak dan danau lebar, dari tiga danau yang sangat menarik dijadikan destinasi wisata geothermal adalah danau minyak oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) diberi nama Danau Wisata Nirwana.

Potensi alam yang melimpah Suoh menjadikan tempat berusaha yang menjanjikan baik petani dan pedagang selalu berlomba datang ke Suoh. Pada awalnya suah sangat terbelakang karena masalah jalur transportasi yang sangat minim, medan yang sulit dilalui menjadikan Suoh daerah subur tetapi tertinggal. Namun dengan cepatnya perkembangan oleh Muklis Basri bupati Lampung Barat periode 2007-20017, Suoh menjadi wilayah prioritas pembangun untuk mewujudkan Suoh menjadikan lumbung padi kabupaten Lampung Barat. Kini masyarakat Suoh mulai merasakan kesejahteraan dari program tersebut.

Pada era lanjutan Souh dijadikan destinasi wisata yang menarik melalui program masyarakat sadar wisata (Masata), lalu terbentuknya Pokdarwis di bawah dinas pariwisata kabupaten Lampung Barat. Lewat Pokdarwis pengelolaan wisata Suoh menjadi terkenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline