Sejarah mencatat salah satu tujuan Belanda menjajah Indonesia karena tanaman pala. Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman perdu tropis yang terkenal dengan biji pala yang digunakan sebagai bumbu rempah-rempah dalam industri kuliner dan pengobatan tradisional. Tanaman ini berasal dari wilayah Maluku, Indonesia, namun saat ini juga banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Sri Lanka, dan India. Selain kegunaannya sebagai bumbu dapur, minyak atsiri pala juga memiliki manfaat medis, serta pala sendiri digunakan dalam industri kosmetik.
Salah satu yang dikembangkan dilokasi perhutanan sosial terutama diskema Hutan Kemasyarakatan (HKm) sebagai tajuk tinggi atau strata satu yang sangat menguntungkan adalah tanaman pala. Tanaman pala mempunyai manfaat ganda yakni buahnya untuk meningkatkan pendapatan dan pohonnya bermanfaat sebagai tanaman pelindung.
Semenjak adanya kegiatan hutan kemasyarakatan tanaman pala mempunyai daya tarik tersendiri bagi anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk ditanam dilahan garapannya. Tanaman pala yang ditanam dilokasi HKm sudah mulai berbuah namun jumlahnya masih sedikit karena jumlah tanaman masih terbatas.
Syarat Tumbuh dan Iklim yang Cocok untuk Tanaman Pala
Tanaman pala (Myristica fragrans) membutuhkan kondisi tumbuh yang spesifik agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan biji pala berkualitas tinggi. Pada lokasi perhutanan sosial dengan skema hutan kemasyarakatan sebagian besar cocok ditanamai pala. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh dan iklim yang cocok untuk tanaman pala:
Iklim tropis, tanaman pala cocok tumbuh di daerah dengan iklim tropis, dengan suhu udara yang tinggi dan kelembapan yang cukup. Suhu yang ideal untuk tanaman pala berkisar antara 20°C hingga 30°C. Tanaman ini tidak tahan terhadap suhu rendah atau cuaca beku. Wilayah hutan kemasyarakatan seluruhnya merupakan daerah trofis sangat cocok untuk ditanaman pala. Seperti wilayah KPH liwa Provinsi Lampung yang memiliki 50 gapoktan selutuhnya cocok untuk ditanami pala.
Curah hujan yang cukup, pala membutuhkan curah hujan yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Curah hujan ideal untuk tanaman pala berkisar antara 1500 hingga 3000 mm per tahun. Musim hujan yang merata membantu pertumbuhan daun dan pembentukan bunga dan buah. Wilayah KPH di provinsi Lampung yang memiliki curah tersebut di atas KPH Liwa, KPH Batu tegi, KPH Tangkit Tebak, KPH Way Waya dan KPH Bukit Punggur, hampir seluruhnya wialyah tersebut berada didataran tinggi.
Drainase yang baik, tanah yang digunakan untuk budidaya pala harus memiliki sistem drainase yang baik. Tanaman pala tidak menyukai tanah yang tergenang air karena dapat menyebabkan akar membusuk dan menyebabkan kerugian pada tanaman. Tanah-tanah dilokasi HKm hampir semuannya berada diperbukitan yang mempunyai kelerengan diatas 20% jadi drainase cukup baik.
Sinar matahari cukup, pala membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup, namun juga dapat tumbuh di bawah naungan pepohonan tinggi. Oleh karena itu, kondisi mikroklimat dibawah kanopi hutan dapat menjadi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan pala. Namun ada dibeberapa KPH yang lokasi HKmnya sudah tertutup tanaman tajuk tinggi seperti kayu-kayuan, namun untuk tanaman pala ditanam pada areal yang tidak terlalu rimbun sehingga sinar matahari masih bisa menyinari tanaman pala.