Beberapa hari yang lalu saya menemani sahabat saya untuk meliput sebuah acara syukuran ulang tahun Adams & Co, sebuah firma hukum yang sudah berumur 15 tahun. Kalau sebagai manusia, di usia itu pasti tengah mengalami puber dan pecarian jati diri.
Tidak hanya menggelar syukuran saja, rupanya dalam kesempatan ini juga diadakan peluncuran buku salah satu pendiri firma ini yaitu David Tobing yang judulnya David Tobing Belajar Membela Konsumen.Beberapa orang dipanggil maju ke depan oleh pembawa acara untuk memberi testimony tentang pribadi David Tobing. Banyak yang bilang ia adalah sosok rendah hati, berani membela yang benar, suka berbagi, tidak mau membela koruptor dan berbagai pujian lainnya sehingga ia pernah dijuluki sebagai "Pengacara Seribu Rupiah" karena pernah mengajukan gugatan ganti rugi minimum dan menang. Di telinga saya, nama David Tobing memang kurang familiar (uh, ndeso yah). Sebagai pengacara, David Tobing merupakan salah satu pengacara yang punya integritas tinggi. Ia tidak mencari popularitas, karena mungkin di jaman sekarang ini sangat sulit mencari pengacara yang tulus membela konsumen.Di zaman sulit seperti ini, mungkinn banyak orang yang lebih baik mencari aman, atau ikut mayoritas daripada tidak populer dan tidak sukses. Saya pernah berbincang dengan seorang pengacara kaum marjinal, bahwa ada pengacara-pengacara yang malah membayar para selebriti agar mereka dapat menjadi kuasa hukum para selebriti sehingga nama mereka melambung. Sebuah kalimat menarik yang tertulis di bagian paling depan halaman bukunya adalah, "...engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara besar..." Saya ingin menjelaskan sedikit tentang maksud kata-kata ini. Ini adalah salah satu pujian yang diberikan seorang Tuan kepada hambanya, kala si hamba itu setia melakukan tugasnya meski si Tuan tidak mengawasinya. Si hamba ini mengerjakan tugasnya, bahkan membuahkan hasil yang menguntungkan Tuannya, sehingga dipercaya tugas yang lebih besar, dan akhirnya si hamba ini dapat menikmati kebahagian bersama Tuan tersebut. Mungkin beginilah cara David Tobing memandang dirinya sebagai hamba dan si Tuan sebagai Tuhan. Semoga, kelak kita juga memandang diri kita sebagai hamba yang dapat dipercaya dan membuahkan hasil yang baik. Mari belajar dari "Pengacara Seribu Rupiah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H