Jika anda dalam perjalanan menuju arah Yogyakarta atau menuju arah Purwokerto melalui jalur lingkar selatan Kebumen, maka pemandangan khas dapat anda lihat yaitu berupa genteng-genteng mentah yang sedang di jemur. Anda juga dapat melihat tumpukan genteng-genteng yang baru dibongkar dari tungku pembakaran atau biasa dikenal dengan istilah tobong yang ada dikanan dan kiri jalan raya. Kebumen memang dikenal sebagai sentra industri kerajinan genteng. Pengrajin genteng mayoritas berada di kecamatan Pejagoan, Sruweng, Adimulyo dan kecamatan Kebumen sendiri. Dari sekian banyak produk genteng, Genteng Sokka adalah produk yang sangat terkenal hingga seluruh nusantara. Oleh karena itu tidak heran jika hampir keseluruhan produk genteng yang ada di Kebumen, bahkan di kota lainpun bertuliskan Genteng Sokka semua. Hal ini wajar terjadi karena bagi konsumen, Genteng Sokka adalah sebuah jaminan dengan kualitas yang tinggi.
Sebenarnya Sokka adalah nama sebuah pedukuhan di desa Kedawung kecamatan Pejagoan, Kebumen. Dari berbagai sumber yang ada ternyata Genteng Sokka memiliki sejarah panjang, hal terkait dengan periode penjajahan Belanda. Saat itu Belanda sedang mempersiapkan beberapa bangunan untuk pabrik gula, dan salah satu material berupa atapnya adalah genteng yang berasal dari Sokka. Secara kualitas genteng sokka sangat meyakinkan maka Belanda memakai Genteng Sokka untuk semua atap stasiun kereta api yang ada di Jawa.Genteng Sokka memang memiliki keunggulan dibanding dengan genteng lainnya, yaitu lebih tahan lama, tidak mudah pecah, mudah dipasang, bentuknya yang bagus dan beraneka ragam serta tidak rembes saat hujan turun. Keberadaan industri kerajinan genteng di Kebumen secara umum memang dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Namun demikian, sisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah ancaman terhadap kelestarian lingkungan, karena bahan baku genteng ini adalah tanah liat. Hanya dapat berharap, semoga semua baik-baik saja. Terimakasih dan salam .. From myblog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H