Perburuan saya dan istri untuk menangkap seekor tikus kecil yang masuk ke rumah saat malam hari, menjadi sesuatu yang menarik untuk ditulis. Walau tikus berhasil meloloskan diri, tetapi rasa bangga dalam diri tetap ada, setelah pagi harinya saya jumpai dua ekor tikus sekaligus masuk dalam perangkap tikus yang telah usang. Terasa menangkap koruptor saja. Hehehe .... **mimpi kali yee???** Dus, permasalahan sekarang adalah adakah hubungannya antara tikus dengan koruptor ? Semua orang pasti mengenal tikus. Tikus adalah binatang pengerat, binatang yang secara umum dapat mendatangkan kerugian bagi kita sebagai manusia. Kerugian yang kita dapatkan bisa kita temui di sawah, di rumah ataupun di kantor-kantor. Oleh karenanya muncullah beberapa istilah tikus sawah, tikus rumah, tikus got dan ada istilah lain yang merupakan lagunya bang Iwan Fals yaitu tikus-tikus kantor. Bentuk-bentuk kerugian yang dapat kita temukan misalnya rusaknya tanaman pangan, rusaknya beberapa peralatan, arsip-arsip penting baik di rumah atau di kantor. Jadi tidak salah, jika kita telah memvonis tikus sebagai binatang perusak. Dua tikus sekaligus, terperangkap Layaknya tikus maka para pelaku korupsi alias koruptor juga dapat dikatakan sebagai pihak yang merusak tatanan. Koruptor itu rakus, seperti tikus, ia memperkaya diri dengan cara-cara yang ilegal dan tak pantas, mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadi dan golongannya. Tak terbantahkan, imbasnya adalah kerugian yang harus diderita oleh pihak-pihak tertentu, terutama kerugian yang harus diderita oleh negara. Koruptor itu licik dan cerdik, seperti tikus. Ia memiliki segala cara untuk mendapatkan targetnya demi perut dan kepentingannya. Ketika aktivitas mulai terendus maka dengan serta ia melarikan diri ke wilayah aman yang sulit terjangkau oleh pemburu. Memasuki zona aman melalui lubang-lubang sempit dan busuk, jikalau perlu ia pun menyeberang ke negeri orang dan 'berganti baju' dengan nama yang lebih keren menjadi 'mouse'. Tikus itu pengecut, sama halnya dengan koruptor. Diam-diam merancang aksinya, bersekongkol dengan yang lainnya menggerogoti apa yang bukan menjadi haknya. Jika ada hal-hal yang diluar dugaan, dalam hal ini ada yang tertangkap, maka dapat dipastikan yang terangkap itu adalah tikus-tikus yang kecil. Tikus yang besar bersembunyi di balik lubang, menunggu keadaan betul-betul dirasa aman dan terkendalikan. Tikus itu juga gemar bernyanyi, lazimnya koruptor yang sering ber-tra lala tri lili. Manakala terperangkap, nyanyian cit cit cit dan ciiiit terdengar kesana kemari tiada henti. Cobalah dengar nyanyiannya, serta merta tunjuk hidung ini itu, lempar batu sembunyi tangan, bersikukuh tak ada kesalahan yang dilakukan sebelum betul-betul bukti ditemukan. Tikus itu menjijikan, tikus itu sumber penyakit .... apalagi yaa. Tetapi yang masih banyak status tikus lainnya, yang jelas tikus itu adalah musuh yang nyata bagi kita semua. Terimakasih dan salam ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H