Lihat ke Halaman Asli

Nikmatnya Durian Bocor

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada rencana, semua serba dadakan. Usai melaksanakan aktivitas rutin di sekolah, bersama empat orang lainnya saya berkesempatan berkunjung dan bermain ke rumah seorang teman di Bocor. Ada yang belum tahu Bocor ? Bocor adalah sebuah desa di daerah pesisir selatan wilayah Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen. dan berjarak kurang lebih 12 kilometer dari pusat kota Kebumen. Di Bocor ini pula terdapat sebuah pantai nan elok yang dikenal dengan Pantai Bocor. Kunjungan saya dan empat orang teman lain yang dadakan ini bukan tanpa tujuan jelas. Rumah asri, halaman yang luas, banyak pohon peneduh dan pohon-pohon yang saat itu sedang berbuah semisal durian, manggis, rambutan dan juga mangga. Itulah yang menjadi alasan kedatangan kami semua, ingin menikmati suasana yang lain daripada yang biasanya. Suasana yang seperti inilah yang dapat mengurangi penat dan kejenuhan dari aktivitas rutin. Menikmati durian Bocor Lesehan di teras sang pemilik rumah, bersenda gurau, tertawa dan banyak cerita lainnya. Tak lama kemudian sang pemilik rumah membawakan beberapa buah durian untuk dinikmati. Hmmm .. mantap sekali. Dari aromanya tak terbayang rasanya. Ketika buah durian dibelah seketika itu juga, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskannya. Hingga akhirnya kami pun harus membelahnya lagi. Hmm.. mantap sekali. Nikmatnya buah durian Bocor. Belum puas dengan durian, dua orang teman mencoba mencari galah dari bambu untuk "memanen" buah manggis, sementara saya fokus dengan galah untuk mendapatkan buah durian yang bergelantungan dengan plastik rafia. "Jika buah durian sudah terlepas dari tangkainya dan bergelantungan berarti buah durian itu sudah matang," itu pesan sang pemilik rumah.

Senyuman, usai menikmati durian Bocor Sayang saya hanya mendapatkan satu buah durian, sebenarnya banyak buah durian yang sudah matang namun karena keterbatasan khusus, maklum tidak bisa memanjat sehingga harus memanggil tenaga khusus untuk memanjatnya. Beberapa jam sambil menunggu tenaga pemanjat, kami masih bisa menikmati buah-buahan lain yang sudah dipetik yaitu manggis dan juga rambutan. Akhirnya benar-benar menggembirakan, usai pemanjat selesai melakukan tugasnya alhamdulillah terkumpul 14 buah durian yang siap untuk dimakan. Tetapi karena perut sudah terisi banyak dengan buah-buahan, membawa pulang tentu merupakan sebuah keputusan yang tidak keliru. Pada kesempatan terakhir, hal yang paling sulit adalah melakukan negosiasi harga khusus untuk durian, serba ribet dan serba tak mengenakkan. Harga sebuah persahabatan memang tidak bisa diukur dengan nilai berbentuk kebendaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline