Gen Z sering kali diberikan tekanan untuk selalu sempurna dalam hal apapun. Hal itu dapat menyebabkan individu tertekan dan mengalami masalah pada kesehatan mentalnya. Banyak dari generasi ini walaupun tertekan tetapi tetap tersenyum ceria seolah-olah masalah yang mereka hadapi berlarut begitu saja. Nah, hal tersebut sama seperti istilah Toxic positivity yaitu kecenderungan seseorang untuk selalu berpikir positif dan menekan emosi-emosi negatif. Walaupun hal itu menurut orang lain positif tetapi justru dapat menimbulkan masalah kesehatan mental yang kurang baik. Mereka cenderung akan merasa terisolasi dan tidak terkontrol perasaannya. Semua itu dipicu oleh masyarakat zaman sekarang yang menganggap hal tersebut tidak penting, para Gen Z merasa takut ditolak di lingkungan pertemanannya, tekanan pada media sosial. Dampak Toxic positivity pada Gen Z:
1.Meningkatkan stress yang berujung bunuh diri
2.Selalu merasa bersalah kepada diri sendiri maupun pada orang lain
3.Menekan emosi negatif
4.Kesulitan menjalin hubungan tulus karena takut dinilai negatif.
Cara Mengatasi Toxic Positivity:
* Mencari tempat berkeluh kesah yang nyaman seperti keluarga atau teman dekat yang bisa memberikan dukungan yang positif.
* Self Care, dengan melakukan kegiatan ini individu akan mengurangi stress dan akan merasa rileks
* Mencoba untuk tidak takut dan menerima emosi negatif
* Berkonsultasi kepada psikolog jika masalahnya tidak bisa diatasi sendiri.
Kita harus melawan Toxic positivity ini dengan cara seperti yang diatas agar kesehatan mental kita terjaga dan bisa hidup bahagia tanpa tekanan yang mengganggu seperti pikiran-pikiran yang dapat membuat kita tertekan serta jujur pada diri sendiri itu baik.