Lihat ke Halaman Asli

Rasawulan Sari Widuri

TERVERIFIKASI

Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Perkuliahan S2 Secara Daring, Menghilangkan Cara Pikir Kritis bagi Mahasiswa

Diperbarui: 18 Juli 2020   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini saya kembali membuka situs kampus tempat saya kuliah S2 jurusan management sepuluh tahun yang lalu. Secara visual tampak halaman website sudah berbeda. Biaya untuk kuliah pun sudah lebih dari dua kali lipat daripada biaya kuliah saya dahulu. Yang masih sama adalah nama daftar dosen di kampus tersebut.

Yang menarik perhatian saya adalah mengenai jadwal orientasi dan kuliah perdana yang dimulai bulan ini. Semuanya secara daring. Sebagai informasi kampus saya mengadakan jadwal kuliah di Yogyakarta dan Jakarta. Dan saya melakukan kuliah akhir pekan di Jakarta.

Namun saat ini semuanya dilakukan tanpa adanya tatap muka. Bagaimana rasanya orientasi mahasiswa tanpa tatap  muka? Saya kembali teringat pengalaman saya pada saat orientasi mahasiswa.

Kala itu kami dikumpulkan di lobby kampus. Kami saling memperkenalkan diri masing-masing kemudian panitia membuat permainan yang berfungsi untuk menguji kemampuan kritis kami. Di akhir orientasi, kami diberikan kembali wejangan mengenai suasana perkuliahan yang berbeda dengan cara kuliah di S1.

Akhirnya satu minggu kemudian kami pun harus melakukan kuliah perdana kami. Kembali pada awal kuliah selalu diawali dengan perkenalan dari dosen dan mahasiswa. Yang paling saya ingat saat itu adalah kami langsung diberikan quiz di kuliah perdana kami.

Quiz diadakan sebelum dosen kami menerangkan tentang materi kuliah. Saya kembali teringat wejangan dari dosen kepala kami bahwa kuliah S2 di tempat kami akan selalu dimulai dengan mahasiswa harus memahami mata kuliah yang akan diajarkan oleh dosen. Kami diharuskan membaca.

Sesudah quiz selesai, dosen mulai membahas jawaban dari pertanyaan quiz. Dosen memberi kesempatan pada kami untuk memberikan pendapat atas semua jawaban quiz. Kelas saya pun tampak riuh. Banyak sekali pendapat yang berbeda.

Bagi saya wajar saja jika pendapat kami berbeda. Hal ini mengingat kami datang dari latar belakang yang berbeda. Baik pendidikan S1 maupun pekerjaan kami yang tidak sama. Bahkan ada beberapa teman saya yang notabene baik pendidikan maupun pekerjaannya tidak bersinggungan dengan management.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya dosen kami yang berfungsi sebagai fasilitator meluruskan perdebatan dengan mengacu pada buku panduan (text book). Pendapat yang berbeda bukan berarti menyalahi teori namun itu adalah bentuk konkrit di mana terkadang teori akan berbeda dengan kenyataan.

Kuliah perdana ini membuat kami sadar bahwa buku panduan memberikan teori yang sudah diteliti bertahun-tahun. Namun pada kenyataannya bisa saja dunia kerja tidak sama dengan teori. Kami dipaksa untuk berpikir kritis terhadap fenomena ini.

Jadi dapat dibayangkan pada kuliah kami selanjutnya selalu penuh dengan perdebatan. Perdebatan yang membuka pandangan kami tentang berbagai hal di dunia kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline