Lihat ke Halaman Asli

Rasawulan Sari Widuri

TERVERIFIKASI

Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Menabung, Produk Keuangan yang Tidak Kuno Lagi dan Sudah Mengikuti Perkembangan Zaman

Diperbarui: 13 Juli 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saya mulai diajarkan untuk menabung pada saat memasuki sekolah dasar. Saat itu kami mempunyai satu buku tabungan yang berlaku dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD.

Cara menabungnya dilakukan sesuai dengan jadwal sekolah. Hal ini membuat orang tua saya memberikan uang jajan dengan porsi sebagian untuk ditabung di sekolah. Namun jika saya mempunyai rejeki yang diberikan oleh saudara saya, misalnya pada saat hari raya, saya berinisiatif untuk menyisihkannya ke dalam tabungan.

Setiap akhir tahun, pada saat pesta perpisahan sekolah, akan diumumkan juara terbesar dan tersering menabung pada setiap tingkatan. Saya masih ingat bahwa tidak harus menjadi juara kelas untuk mendapatkan kesempatan maju di depan panggung pesta.

Hadiah untuk juara terbesar dan tersering menabung biasanya mirip dengan juara kelas. Peralatan tulis menulis yang lengkap. Bedanya hanya tidak mendapatkan piagam seperti yang diberikan pada juara kelas.

Setelah besar saya baru menyadari bahwa hadiah yang diberikan kepada kami tentu berasal dari bunga yang diberikan oleh bank. Hal ini mengingat jumlah tabungan yang saya ambil pada saat kelas 6, sangat sama dengan yang tertera dalam buku tabungan. Tidak ada penambahan yang berasal dari bunga walaupun yang saya ketahui semua uang tabungan sekolah disimpan secara kolektif di bank oleh salah satu guru saya.

Tabungan Mahasiswa Yang Berfungsi Sebagai Sarana Bertransaksi antara Mahasiswa dan Kampus

Tepat ketika saya memasuki bangku kuliah, akhirnya saya pun dipaksa untuk mempunyai tabungan atas nama sendiri di bank yang mempunyai kerjasama dengan kampus. Disinilah saya mulai mengenal bahwa dalam menabung saya bisa mendapatkan bunga dan juga dikenakan biaya pemeliharaan per setiap bulannya.

Sebagian uang beasiswa saya akhirnya saya masukkan juga dalam tabungan mahasiswa saya. Tabungan kala itu berfungsi untuk menerima transfer bulanan dari orang tua serta membayar spp semester kuliah. Tentu saja cara paling praktis untuk melakukan transaksi saat itu adalah menggunakan atm.

Buku tabungan kami gunakan bila mengambil uang tabungan dalam jumlah yang besar. Jumlah atm bank yang terbatas serta masih ada kekhawatiran pembobolan di mesin atm, membuat saya lebih menyukai mengambil uang di bank jika jumlahnya besar.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi tabungan saat itu adalah murni untuk bertransaksi. Era wesel kala itu sudah hilang sehingga bank akhirnya menjadi satu-satunya tempat untuk bertransaksi antara mahasiswa dan pihak kampus. 

Tabungan Pegawai Yang Berfungsi Sebagai Sarana Transaksi Pembayaran Gaji Karyawan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline