Lihat ke Halaman Asli

Hancurnya Kedaulatan Libya:Prancis, Inggris, AS "Haus" Minyak Libya

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Resolusi PBB tentang pelarangan terbang di atas bumi Libya dinilai cacat oleh sekjen liga Arab. Mereka kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh koalisi negara barat: AS, Inggris, dan perancis. Serangan udara yang mereka lakukan dinilai berlebihan dan menyalahai aturan PBB. Mereka menilai bahwa mereka- koalisi barat- telah melakukan intervensi yang tidak sesuai dengan aturan PBB.

Memang perlu kita pertanyakan sejauh mana suatu negara dapat mengintertvensi negara lain. pada kondisi seperti apakah suatau negara dapat ikut campur terhada negara lain. Masalah kedaulatan adalah masalah yang sensitif karena ini menyangkut harga diri suatau bangsa. Oleh karena itu tidak bisa suatu negara dengan sewenang-wenang dan mengintervensi negara lain dengan semaunya sendiri. Namun demikian, memang terkadang terjadi suatu dilema antara membela atau menolong rakyat yang sedang menderita karena penguasanya atau menghormati kedaulatan negara lain.

Namun disini perlu kita pertanyakan niat dari ketiga negara barat tersebut dalam tindakannya mengintervensi dan ikut campur dalam permasalahan Libya. Sangat mungkin terjadi dan juga masuk akal jika ketiga negara tersebut datang ke Libya bukan dalam misi kemanusiaan melainkan misi penjajahan saja. Penjajahan terhadap sumur-sumur minyak Libya yang melimpah ruah. Mungkin saja mereka sedang haus akan segarnya minyak Libya. Faktanya, dua dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB menyatakan abstain dalam perundingan Resolusi 1973. China dan Rusia menyatakan abstain dalam perundingan itu. Sementara itu negara-negara Amerika latin dan Afrika menyatakan tidak setuju dengan resolusi pelarangan terbang itu. Hanyalah 'blok barat' yang menyetujuinya. Kalau bukan karena ada kepentingan di balik itu lalu apa lagi. Mungkin memang tidak akan hilang pada jiwa bangsa mereka dalam 'menjajah' negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline