oleh: Rara Zarary*
Hujan yang jatuh pelan-pelan ke bumi
dicintai jutaan penulis puisi
serupa api, menjadikanku abu
dunia tiba-tiba berubah warna
tawa tenggelam di bawah air mata
ruang-ruang hening
suara hanya terdengar bising
tanpa kuterima pelukan
di balik jutaan ucapan