Lihat ke Halaman Asli

Mereka yang Bersembunyi di Baluran

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_135302" align="alignnone" width="300" caption="Sekawanan Rusa Timor (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Saat menerima ajakan mengunjungi Taman Nasional Baluran, yang ada dalam bayangan saya adalah bertemu dengan sekawanan banteng di alam liar. Dengan sangat antusias saya ceritakan rencana perjalanan saya kepada beberapa orang teman. Beberapa orang teman mengingatkan saya untuk menukar jaket merah favorit saya dengan warna lain sebelum mengunjungi Baluran, "awas, jangan pakai jaket merah, nanti kau dikejar banteng" ah, tenang.... banteng di Indonesia senang dengan warna merah, he he he...

Bayangan yang telah tercipta di benak saya langsung buyar ketika sampai di visitor centre TN. Baluran dan bertemu dengan Pak Yudi dari taman nasional yang akan memandu saya dan teman-teman selama berada di kawasan . " Musim penghujan begini tidak ada banteng di savana, mereka biasanya ada di gunung. Tapi jangan khawatir, masih banyak yang bisa dilihat di sini" demikian kata Pak Yudi. Oh, sayang sekali....

Dari visitor centre, kami diajak masuk ke dalam kawasan TN. Baluran. Jarak yang ditempuh untuk mencapai lokasi pertama kurang lebih 15 km. Kupu-kupu kecil berwarna putih dan kuning dari famili Papilionidae mengantar rombongan kami memasuki kawasan taman nasional, melewati jalan beraspalkasar menembus hutan musim dataran rendah . Ratusan ekor kupu-kupu ini terbang di sekitar kendaraan yang kami tumpangi. Hampir di setiap genangan airsepanjang jalan yang kami lalui kami bertemu dengan segerombolan kupu-kupu. Di genangan air itu pula terkadang kami bertemu dengan beberapa ekor burung.

[caption id="attachment_135306" align="alignnone" width="300" caption="Ribuan kupu-kupu putih dan kuning beterbangan (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah savana Bekol yang memiliki luas sekitar 4.000 Ha atau 40 % dari luas total savana di kawasan taman nasional ini yang mencapai 10 ribu hektar.Di savana inilah jika beruntung kita dapat bertemu dengan Banteng Jawa (Bos javanicus). Banteng jawa ini juga semakin susah ditemui di kawasan taman nasional karena pengaruh lingkungan seperti menurunnya persediaan air minum maupun akibat aktivitas manusia di dalam kawasan. Untuk mengatasi masalah air minum, pihak taman nasional telah membangun tempat minum buatan di area savana. Meski tidak bertemu dengan banteng, saya cukup puas bisa bertemu dengan sekawanan Rusa Timor (Cervus rusa) yang sedang berada di sekitar savana. Jenis mamalia lain yang banyak terdapat di sana adalah kera ekor panjang.

[caption id="attachment_135314" align="alignnone" width="241" caption="Kera ekor panjang banyak ditemui di Baluran (Foto :Dok. Pribadi)"][/caption]

Tak jauh dari savana, di atas bukit kecil, terdapat tower atau menara pandang dimana dari tempat ini kita dapat melihat sekeliling kawasan taman nasional dari ketinggian. Laut, hutanpantai, savana, bahkan Gunung Baluran dapat terlihat dengan jelas.

[caption id="attachment_135310" align="alignnone" width="300" caption="TN. Baluran dari atas (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Dari savana Bekol kami melanjutkan perjalanan menuju pantai. Terdapat hutan manggrove dengan kondisi cukup baik yang terdiri dari jenis kayu api (Avicenia sp) dan bakau-bakauan( Rhizopora sp). Di tengah-tengah hutan manggrove ini dibangun jembatan kayu hingga menjorok ke arah laut. Di ujungnya, menjorok ke tengah laut, terdapat gardu pandang dimana kita bisa menikmati panorama pantai indah yang dikelilingi oleh manggrove.

[caption id="attachment_135317" align="alignnone" width="300" caption="Jembatan kayu yang membelah hutan manggrove (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Kegiatan yang tidak kalah seru adalah berburu foto satwa di alam bebas. Maklum, mereka bukan model yang bisa kita atur, jadi kegiatan berburu foto ini menjadi petualangan tersendiri. TN. Baluran ini juga merupakan istana bagi berbagai jenis burung (avifauna) seperti merak hijau, Ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan hijau (Gallus varius), perkutut (Geopelia striata), tekukur (Streptopelia chinensis), Cucak Kuricang (Pycnonotus atriceps ), Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster ), tak ketinggalan Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier ) dan Kepudang Kuduk-hitam (Oriolus chinensis ), dll.

Beberapa kali kami melihat burung langka terbang tapi tak kunjung sukses memotretnya. Begitu juga ketika bertemu dengan ayam hutan hijau (Gallus gallus)yang sadar dirinya akan dipotret lantas bersembunyi di balik semak-semak. Baru berhasil memotret ayam hutan dalam perjalanan pulang, itu pun dari jarak jauh sambil mengendap-endap.

Selain bertemu banteng,obsesi saya di taman nasional ini adalah bertemu dengan merak hijau (Pavo muticus). Saya nyaris putus asa karena hingga waktu kami mengunjungi taman niasonal ini nyaris berakhir, saya belum bertemu dengan seekor merak pun. Beberapa orang teman sempat sekilas melihat seekor merak, namun begitu didekati langsung hilang bersembunyi di antara semak-semak.

[caption id="attachment_135320" align="alignnone" width="300" caption="Merak hijau betina (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Mungkin Tuhan telah mengabulkan doa saya. Dalam perjalanan pulang munuju visitor centre, saya melihat sesuatu melintas jauh di depan saya. Ayam hutan kah? merak? saya langsung turun dari mobil dan membidikan kamera. Wow...ternyata merak betina. Meski jarak saya dan si burung merak cukup jauh, tampaknya merak tersebut menyadari keberadaan saya. Akhirnya dia pun lari ke arah semak-semak, membiarkan saya yang masih terpukau di tengah jalan sambil memegang kamera. Baiklah merak, kita akan bertemu lagi nanti. Saya akan datang kembali untuk menyapa mereka yang belum bertemu kali ini....

[caption id="attachment_136205" align="alignnone" width="300" caption="Savana Bekol (Foto: Dok. Pribadi)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline