Lihat ke Halaman Asli

Garisku

Diperbarui: 22 Februari 2022   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Memang,
Semua sudah ada garisnya dan semua yang tertakar tidak akan tertukar.
Tapi, bolehkah sesekali aku mengeluh terhadap apa yang sudah di gariskan untukku?
Tidak bisakah aku mendapatkan kehangatan yang seharusnya aku dapatkan? Mengapa keberuntungan tidak selalu berpihak padaku?
Rumah yang seharusnya memberikan kedamaian tetapi justru membuatku semakin tak karuan.
Cinta, kasih sayang, ketenangan perlahan memudar.

Rasa iri terus ada dalam hatiku, mengapa rumahku tak indah seperti rumah-rumah pada umumnya.
Harapanku terhadap rumahku pun hilang perlahan. Sudah banyak kekecewaan yang terlukiskan, sudah banyak goresan-goresan luka yang sedikit demi sedikit ku rasakan. Pondasi rumahku sudah tak lagi beriringan, tak bisa lagi menopang huru-hara bersamaan.

Baiklah, sudah cukup aku mengeluh terhadap garis yang sudah di takdirkan untukku karna memang garis inilah yang sudah di takarkan untukku dan rumahku. Di samping itu, masih ada rasa syukur untuk rumah keduaku. Aku masih bisa menaruh harapan agar tidak ada kekecewaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline