Lihat ke Halaman Asli

Grebeg Tengger Tirto Aji, Budaya Tersembunyi Kabupaten Malang

Diperbarui: 25 April 2017   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosesi pengambilan air oleh Bupati Malang | Dokpri

Grebeg Tengger Tirto Aji, nama yang asing terdengar bagi saya. Meski hampir 4 tahun tinggal di Malang, saya belum pernah sekalipun mendengar acara ini. Ternyata acara Grebeg Tirto Aji merupakan acara tahunan Suku Tengger yang dilakukan antara bulan April atau Mei. Ketika saya tanya salah satu warga Tengger sendiri, tak ada tanggalan pasti untuk mengadakan acara ini tetapi yang jelas dilaksanakan setelah musim panen selesai. Kegiatan agama suku Tengger ini dilaksanakan setiap tahun di tempat yang sama yakni di Pemandian Mendit, di Kab Malang.

Pemerintah Kabupaten Malang ternyata memang baru mempublikasikan dan membuat acara ini bisa dilihat secara umum sejak tahun 2013 lalu. Setelah berunding dengan ketua adat Suku Tengger, Pemerintah Kab Malang khususnya Dinas Pariwisata Malang menjadi salah satu bagian yang mendukung acara ini tiap tahunnya.

jampana hasil bumi | Dokpri

Kepala Dinas Pariwisata memberi sambutan | Dokpri

Warga Tengger | Dokpri

Acaranya sendiri dimulai dengan mengarak jampana sayuran dan buah-buahan hasil bumi dari masyarakat Tengger mulai dari pintu masuk hingga pendopo. Berbubung acara juga didukung pihak pemerintahan Kabupaten Malang, Bupati Rendra Kresna pun turut hadir dalam acara. Kemudian dilanjut dengan tari 7 Bidadari sebagai perlambang untuk mengambil air. Setelah tari selesai, Bapak Bupati yang nanti mengambil air suci untuk warga yang disaksikan ketua adat Suku Tengger. Setelah prosesi pengambilan air selesai barulah proses syukuran berlangsung dengan membacakan doa-doa baik untuk kebaikan dan keselamatan warga juga keberhasilan untuk hasil tanam selanjutnya. Bisa ditebak setelah acara doa selesai, warga pun langsung merubung dan rebutan jampana sayuran maupun buah-buahan. Rebutan nasi tumpeng pun tak kalah ramai. Segala usia berebut mengambil “buruan” tebanyak.

grebeg-tengger-tirtoaji-7-58fed53ef57e61af18f61565.jpg

menikmati dan berebut nasi kuning bersama | Dokpri

warga berebut jampana | Dokpri


Esensi dari Grebeg Tirto Aji sendiri merupakan wujud rasa syukur yang dihaturkan warga kepada Sang Pencipta. Selain wujud rasa syukur dengan memberikan sesaji, warga tengger pun berbagi berkah dengan warga sekitar melalui jampana yang telah dibuat. Juga, prosesi pengambilan air di sumber mata air Sidodaren untuk dibawa warga ketika kembali ke Tengger. Suku Tengger sendiri percaya jika air di Bromo bersumber dari mata air di Pemandian air Mendit yakni mata air Sidodaren tersebut. Air tersebut nantinya disiramkan ke ladang maupun diminum untuk kesehatan.    

Kerja sama yang dibangun dengan warga tengger dan pemerintah Kab Malang tentu patut diapresiasi. Pemerintah berusaha merangkul warga tengger agar tetap bisa melangsungkan budaya dan adat istiadat yang mulai sejak dulu dijalankan. Di sisi lain, Pemerntah pun diuntungkan dengan adanya momen budaya seperti ini. Tentu acara ini bisa jadi daya tarik untuk memikat para wisatawan agar datang ke Kabupaten Malang. Tak hanya warga lokal yang dituju, harapannya tentu wisatawan mancanegara bisa datang dan berkunjung. Kedepan, para wisatawan tak hanya ditawarkan untuk icip-icip makanan lokal maupun wisata alam saja tetapi juga diberikan pilihan untuk berwisata budaya. Ditambah, acara Grebeg Tirto Aji sendiri merupakan budaya warga Tengger yang masih jarang dikenal. Bahkan warga Malang sendiri pun banyak yang belum mengetahui.    

Putri Indonesia 2017 sempat hadir pada saat acara berlangsung | Dokpri

Sumber mata air yang jernih | Dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline