Lihat ke Halaman Asli

Puan Maharani: Dari Balsem ke Takor, itu Revolusi Mental!

Diperbarui: 19 Februari 2016   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat memberikan sambutan pada acara seminar bertema "Revolusi Mental sebagai Intervensi Sosial" di auditorium gedung H Fakultas Psikologi UI (19/02/2016), Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani tidak sedikit menyinggung soal penerapan revolusi mental di dalam kehidupan sehari-hari.

Pada awal sambutan, Puan memberikan contoh mengenai ketertiban penumpang kereta. Menurut Puan, kondisi penumpang kereta saat ini sudah lebih baik dibanding 25 tahun yang lalu. Pada saat Puan masih berkuliah di FISIP UI 25 tahun lalu, Puan sering merasa risi dengan kelakuan penumpang kereta yang bergelantungan di pintu dan duduk di atap kereta.

"Dulu kalau saya duduk di kereta, tidak enak, karena di kanan-kiri keringat semua. Orang-orang bergelantungan di pintu dan duduk di atap kereta. Tapi, tadi saya lihat di jalan ternyata di kereta sudah tidak ada lagi yang begitu. Itu salah satu contoh revolusi mental." tuturnya.

Lalu, Puan pun mulai teringat masa kuliahnya di FISIP dulu. Beliau teringat dengan para pedagang 'balsem' yang dulu ada di sekitar kampus.

"Saya tanya Prof. Hamdi, itu balsem masih ada tidak? Katanya, sudah tidak ada, pindah menjadi takor. Saya tanya, takor itu apa? Taman korea katanya. Kalau menurut saya, itu juga termasuk revolusi mental." tutur Puan sambil tersenyum.

Seperti yang dijelaskan oleh Puan kemudian, bahwa 'balsem' adalah singkatan dari 'dibalik semak-semak'. Singkatan tersebut merujuk pada kumpulan pedagang kaki lima yang menjual makanan di sekitar pohon-pohon dekat kampus FISIP sebelum pihak fakultas mengakomodirnya ke tempat yang lebih layak. Puan menyebutkan bahwa dulu dirinya sering berdesakan diantara rindang pepohonan dan rumput-rumput tinggi di sana bersama teman-temannya. Seolah-olah mereka sedang berdesakan diantara semak belukar.

Namun, seiring waktu pihak fakultas kemudian bekerja sama dengan para pedagang kaki lima untuk menempatkan pedagang di tempat yang lebih tertata. Kemudian, dibangunlah takor atau 'Taman Korea' yang sekarang dikenal sebagai kantin FISIP.

"Perubahan dari balsem menjadi takor, itu juga revolusi mental." tutur Puan diiringi senyum para mahasiswa FISIP yang hadir.

Seperti yang telah diketahui, bahwa Fakultas Psikologi UI bekerjasama dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI mengadakan seminar mengenai Revolusi Mental sebagai salah satu bagian dari rangkaian rencana implementasi Revolusi Mental pada tahun 2016. Diundang sebagai pembicara dalam seminar tersebut Prof. Hamdi sebagai pakar psikologi politik, bupati dari Kabupaten Batang, Kabupaten Bataeng, dan Kabupaten Wakatobi. Sedangkan, Menko Puan Maharani sendiri hadir sebagai keynote speaker.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline