Lihat ke Halaman Asli

Mencari Kebenaran

Diperbarui: 17 April 2018   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: islamdailypost.blogspot.com

Kebencian itu relatif. Saya bukan orang yang bisa membenci seseorang/sesuatu dengan sepenuh hati. Selalu ada perasaan lain yang mengikuti kebencian itu. Entah perasaan sayang, sedih, atau kecewa. 

Banyak pihak yang saya dibuat kecewa dengan sikapnya belakangan ini, meskipun orang-orang tersebut sudah saya kenal baik. Hebatnya Tuhan menciptakan hati manusia begitu kompleks.

Berbicara tentang sebuah kebenaran. Kebenaran sepertinya sedang dicari-cari belakangan ini. Dan sayangnya, sepertinya setiap orang memiliki versi kebenarannya sendiri. 

Kebenaran seolah-olah suatu yang majemuk, padahal hanya ada 1 yang Maha Benar. Ah, seandainya Rasul masih hidup sekarang, pastilah kebenaran itu dengan mudah ditemukan.

Sulit. Sangat sulit. Melabeli "benar" atau "salah" kepada seseorang. Tidak dapat juga diterjemahkan dari apa yang tampak dalam suatu perbuatan. Kebenaran menurut saya tersembunyi di dalam hati. Kebenaran itulah yang membisiki niat seseorang dalam bertindak, dan tindakan itulah yang menjadi ajang justifikasi sebuah kebenaran. Karena tindakanlah yang tertampak, bukan niatnya.

Semoga Tuhan membimbing kita menemukan kebenaran tersebut. Kebenaran yang suci tanpa dikotori kepentingan para elitis. Kebenaran yang seadil-adilnya, bukan hanya untuk mendulang suara. Semoga kebenaran itu nanti akan membuka hati kita, memperluas hati ini,menjernihkan apapun yang keruh, tanpa harus saling melukai.

Amin...

"Kalau bisa janganlah membenci orang, kalaupun terpaksa membenci, jangan biarkan kebencian membuatmu berlaku tidak adil."

- K. H. Mustofa Bisri -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline