Self -love atau mencintai diri sendiri adalah sebuah konsep yang telah lama menjadi perhatian dalam dunia psikologi, self love juga sebagai penghargaan diri yang mengajarkan pentingnya menghormati dan menghargai diri sendiri yang melibatkan penerimaan kelebihan dan kekurangan diri, serta mengembangkan rasa percaya diri yang sehat dengan segala potensi yang dimiliki. Namun pada era ini, kita dapat melihat banyak sekali orang yang menghadapi kesulitan dalam mencintai dan menghargai dirinya sendiri, terutama ketika mereka melihat pencapaian orang lain. Penting bagi setiap individu untuk peduli dan menyayangi dirinya sendiri, agar tidak terus menerus menantang diri sendiri dan terobsesi dengan kesempurnaan. Tekanan yang diberikan pada diri sendiri sering kali timbul dari keinganan untuk selalu unggul dari orang lain dan mengharapkan segala sesuatu harus sempurna setiap saat. Sikap seperti ini dapat memicu timbulnya gangguan Kesehatan mental dan juga fisik. (Oktaviani, 2019)
Secara Biologis, self-love berkaitan erat dengan keseimbangan sistem endokrin atau hormon dan fungsi otak pada sistem saraf yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Berikut adalah beberapa mekanisme biologis yang mendasarinya:
- Peran Kerja Hormon Kebahagiaan
Hormon seperti dopamin, serotonin, dan oksitosin sangat mepengaruhi perasaan bahagia, ketenangan, dan koneksi sosial. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana seperti memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri dapat meningkatkan kadar hormon ini, sehingga memperkuat rasa percaya diri dan mengurangi stres (Fredrickson, 2013).
- Sistem Imun dan Self-Compassion
Self-love juga dapat mepengaruhi sistem imun tubuh kita. Ketika seseorang menerima diri sendiri dan tidak terlalu keras terhadap kegagalan, tingkat kortisol (hormon stres) menurun, yang pada akhirnya memperkuat imunitas (Sapolsky, 2004).
- Panjang Telomer dan Usia BiologisNya
Penelitian tentang telomer, struktur pelindung di ujung kromosom, menunjukkan bahwa emosi positif seperti rasa syukur dan penerimaan diri dapat berkontribusi pada telomer yang lebih panjang, yang berhubungan dengan penuaan yang lebih lambat (Epel et al., 2009).
Pandangan agama islam menurut Al- Qur’an dan Hadist, umat islam diajarkan untuk mencintai diri mereka sendiri dengan tidak melewati batas – batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Self love yang sejalan dengan ajaran agama islam dapat mendorong setiap individu untuk menghargai dan mengoptimalkan potensi yang telah allah berikan, serta menghindari sikap sombong atau menyombongkan diri. Menurut Khoshaba (2012), self – love mengacu pada keadaan di mana seseorang mampu mengadopsi tindakan positif dan memiliki penghargaan terhadap dirinya sendiri. self-love bukanlah bentuk egoisme, melainkan bagian dari ibadah. Islam mengajarkan keseimbangan antara cinta kepada diri sendiri, sesama manusia, dan Allah.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْن
Terjemah Kemenag
44. Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.
(Q. S. Yunus [10] : 44 ).
Dalam penuturan Quraish Shihab, zalim di sini dilihat dalam tiga unsur untuk manandai manusia yang utuh. Manusia memiliki tiga bagian yang harus saling berhubungan yaitu jasmani, rohani dan akal. Dengan mengenal dan memahami dari ketiga bagian tersebut akan menjadikan seseorang menajdi manusia seutuhnya yang tidak akan menzalimi dan menyakiti dirinya sendiri . Berdasarkan pemamparan dalam (Q. S. Yunus [10] : 44 ). Dapat disimpulkan bahwa selflove atau mencintai diri adalah sikap atau perlakuan dimana seseorang mampu mengenal, memahami, menerima, memaafkan dan menghargai apa yang ada dalam dirinya baik secara jasmani dan jiwa, baik yang positif maupun negatif serta perasaaan mengapresiasi diri sendiri atas kemampuan dan pencapaian yang telah diraih. Dengan demikian self love menjadi elemen penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Dalam perspektif biologi, self love yang berkontribusi dalam Kesehatan mental dan fisik melalui mekanisme hormonal dan imunologis. Sedangkan dalam perspektif islam sendiri memebrikan nilai spiritual yang mengingatkan bahwa mencintai diri sendiri adalah bentuk ibadah kepada Allah sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada sang pencipta.