Era Modernisasi mulai meningkat saat ini, pendidikan kearifan lokal diperlukan untuk mempertahankan budaya yang sudah dilestarikan oleh negara. Meskipun sudah banyak alat alat canggih yang menggantikan tenaga kerja manusia, kita masih harus melestarikan budaya kita dan masih harus menjunjung tinggi pendidikan lokal.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengungkapan kearifan lokal yang terkait dengan kebudayaan itu, memiliki arti penting untuk menjaga keberlanjutan kebudayaan, sekaligus agar selalu terjaga kelestariannya. Terlebih lagi, di tengah-tengah modernisasi yang istilahnya saat ini lebih akrab dikenal sebagai globalisasi. Yang dalam kenyataannya, globalisasi itu dapat menggeser nilai-nilai budaya lokal oleh nilai budaya asing yang berkembang begitu pesat di dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, baik yang hidup di perkotaan maupun perdesaan.
Belajar dengan berbasis kearifan lokal dapat dilakukan melalui beberapa proses.
Endraswara (2012: 8) menyatakan proses tersebut melalui: (a) desentring, (b) dekanonisasi, dan (c) dekonstruksi. Maksudnya otonomi bacadan tafsir seharusnya boleh diselaraskan
dengan kearifan lokal. Kearifan budaya atau masyarakat merupakan kumpulan pengetahuan dan cara berpikir yang berakar dalam kebudayaan suatu etnis, yang merupakan hasil pengamatan dalam kurun waktu yang panjang. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran tentang anggapan masyarakat yang bersangkutan tentanghal-hal yang berkaitan dengan kualitas lingkungan manusia, serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungan alamnya.
Bagi guru, apabila pendidik menerapkan pendidikan berbasis kearifan lokal, pembelajaran dapat dimodifikasikan yaitu dapat menyisipkan bidang lain seperti halnya seni, sastra, dan budaya. Salah satunya yaitu dengan menyisipkan tembang dan cerita. Dengan mengkombinasikan hal tersebut, guru tidak kehabisan akal untuk memberikan inovasi dalam cara mengajarnya. Endraswara (2010) menuliskan beberapa cara yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur alternatif pembelajaran. Upaya tersebut ditujukan untuk menghilangkan kepenatan dan kebuntuan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran yang segar dan menggairahkan.
Pendidikan berbasis kearifan lokal atau keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.
Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal menurut Zuhdan K. Prasetyo (2013:3)
merupakan usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan potensi daerah setempat secara arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta membangun bangsa dan negara.
Pembelajaran berbasis kearifan lokal sangat penting untuk diterapkan guru dalam pembelajaran yang bermantaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik serta sebagai media untuk penanaman rasa cinta terhadap kearifan lokal di daerahnya, penanaman karakter positif sesuai nilai luhur kearifan lokal serta membekali siswa untuk menghadapi segala permasalahan diluar sekolah. Langkah yang dapat dilakukan guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah sebagai berkut: 1) Inventarisasi aspek potensi keunggulan lokal,
2) Menganalisis kondisi internal sekolah,
3) Menganalisis kondisi eksternal sekolah,
4) Penentuan jenis keunggulan lokal adalah dengan melakukan strategi penyelenggaraan pembelajaran berbasis keariafan lokal.
Mengingat betapa pentingnya pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI