Lihat ke Halaman Asli

Dahaga

Diperbarui: 3 Juni 2016   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setetes air merentang asa

Kau menangis menekuri pembaringanku

Delapan belas bulan hitungan ingatan

Tabungan tinggal nama, tanah pun ku tak berpunya lagise

Tergadai sudah penunda mati

Ku tak berdaya melihat deras airmatamu

Meratapi bayangan mati

Menurut berita dokter kemarin ini

***

Bila air jadi pantangan

Satu tetes di sudut bibir menoreh pilu

Isak tangismu semakin menyengal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline