Makanan dan minuman manis memang banyak diminati oleh semua orang selain rasanya yang enak, makanan dan minuman manis juga mengandung tinggi gula. Makanan manis seperti bolu, cookies, coklat, permen, rasanya yang enak dan mengenyangkan. Bahkan akhir-akhir ini, berbagai minuman kekinian menjamur di mana-mana, mulai dari teh, kopi, dan variasi minuman lainnya. Minuman ini kian menjadi trend di Indonesia, selain rasanya yang nikmat dan dapat membantu melepaskan dahaga, minuman manis menjadi favorit banyak orang, terutama di kalangan anak muda.
Meski rasanya nikmat, makanan dan minuman manis dapat membahayakan kesehatan, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan. Makanan Manis mengandung banyak kalori yang bisa menyebabkan seseorang kelebihan berat badan hingga menjadi obesitas , dimana obesitas mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Selain tinggi gula, produk makanan dan minuman manis tidak banyak mengadung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Gula merupakan karbohidrat sederhana, sehinggan akan lebih cepat diserap oleh tu buh yang dapat menyebabkan lebih cepat lemas dan mengantuk. Konsumsi gula secara berlebihan dikaitkan naik berat badan dan munculnya beragam penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan beberapa jenis penyakit kanker.
Untuk mencegah makanan dan minuman manis, Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 2-6 gelas minuman manis setiap minggunya dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 6%, dan konsumsi 1-2 gelas minuman manis per hari dapat meningkatkan risiko kematian 14%. Sebuah penelitian yang menujukkan 1-2 gelas minuman manis setiap harinya dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 sebesar 26%.
Penelitian yang diterbitkan oleh T.H. Chan School of Public Health Universitas Harvard bulan lalu(Maret 2019), yang menganalisis data dari 37 ribu laki-laki dan 80 ribu perempuan selama 30 tahun, menemukan bahwa semakin banyak minuman bergula yang dikonsumsi seseorang, semakin besar pula risiko kematian dini bagi orang tersebut.
Berikut adalah bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara rutin dan berlebihan :
1. Keinginan untuk makan terus
Sebuah studi menemukan bahwa kadar gula berlebihan dalam tubuh akan meningkatkan risiko resistensi leptin, yaitu hormon yang mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar. Leptin dibuat dalam sel-sel lemak dan beredar dalam aliran darah. Tugas hormon ini adalah memberikan sinyal ke otak bahwa perut sudah kenyang. Tingginya kadar gula dalam darah dapat mengganggu kerja leptin dalam mengirimkan sinyal tersebut ke otak. Hal ini berakibat tidak akan berhenti makan karena otak tidak menerima sinyal kenyang walaupun sudah makan banyak. Resistensi leptin inilah yang menyebabkan peningkatan risiko obesitas.
2. Risiko obesitas meningkat
Peningkatan berat badan terjadi ketika jumlah kalori yang masuk lebih besar daripada jumlah kalori yang dibakar untuk beraktivitas. Makanan dan minuman manis tidak memberikan rasa kenyang, sehingga meskipun sudah mendapatkan banyak kalori dari makanan atau minuman manis, tubuh tetap akan mengkonsumsi dalam jumlah banyak. Akibatnya, kalori yang masuk akan melebihi kebutuhan tubuh dan menyebabkan kenaikan berat badan, sehingga akan menyebabkan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit jantung, osteoarthritis, sleep apnea, masalah pernapasan, dan masih banyak lagi.
Kandungan gula dalam makanan manis akan menumpuk menjadi lemak perut. Jenis lemak ini berbahaya karena bisa membuat otak selalu menerima sinyal lapar, sehingga timbunan lemak di bagian perut makin banyak (obesitas sentral). Lemak perut yang terlalu banyak dapat menjadi faktor penyebab berbagai masalah kesehatan, seperti peradangan dan tekanan darah tinggi.
3. Diabetes Mellitus tipe 2