“The Book of Life” merupakan film animasi Amerika Serikat yang dirilis tahun 2014. Film ini merupakan hasil produksi Reel FX Creative Studios dari 20th Century Fox Animation yang disutradai Jorge Gutierrez. Film ini pertama kali tayang di Los Angeles pada 12 Oktober 2014 dan ditayangkan secara global pada 17 Oktober 2014.
Film “The Book of Life” (2014) mengusung budaya dari Meksiko yang berfokus pada perayaan "Day of the Dead" atau Hari Kematian. Film ini menggabungkan unsur sejarah serta budaya Meksiko melalui sentuhan modern dan humor yang menyegarkan, menjadikannya tontonan yang cocok bagi segala usia.
Film ini dimulai dengan segerombolan anak-anak yang mengunjungi sebuah museum. Di tengah-tengah pameran, mereka diajak untuk mendengarkan cerita dari sebuah buku kuno yang dikenal sebagai The Book of Life. Cerita yang diceritakan dalam buku ini berpusat pada dua pemuda, Manolo Sánchez (diperankan oleh Diego Luna) dan Joaquín Mondragon (diperankan oleh Channing Tatum), yang keduanya jatuh cinta pada wanita yang sama, Maria Posada (diperankan oleh Zoe Saldana).
Manolo, yang berasal dari keluarga matador, berjuang untuk meneruskan jejak keluarganya sementara tetap setia pada passionnya sebagai musisi. Sementara itu, Joaquín, yang merupakan anak seorang pahlawan militer, merasa tertekan untuk membuktikan dirinya sebagai pahlawan bagi kota mereka. Ketika keduanya bersaing untuk mendapatkan hati Maria dan restu dari keluarganya, mereka tak hanya menghadapi tantangan dari satu sama lain tetapi juga dari dua dewa: La Muerte (diperankan oleh Kate del Castillo) dan Xibalba (diperankan oleh Ron Perlman).
La Muerte penjaga Land of the Remembered, di mana jiwa-jiwa yang dicintai dikenang dengan penuh kasih. Sebaliknya, Xibalba menjaga Land of the Forgotten, tempat jiwa-jiwa yang terlupakan menghilang dalam kegelapan. Kedua dewa ini bertaruh pada hasil persaingan antara Manolo dan Joaquín, yang menambah lapisan konflik dan drama pada cerita.
Daya tarik utama dari The Book of Life (2014) adalah representasinya akan budaya Meksiko yang kaya, terkhusus dalam merayakan Día de los Muertos. Festival ini merupakan waktu bagi warga meksiko untuk menghormati dan merayakan orang yang telah meninggal dunia setiap tahunnya dengan cara yang penuh warna dan ceria. Film ini mampu menggambarkan semangat festival dengan visual yang sangat cerah dan warna-warni, yang mencerminkan keindahan dan keceriaan dari perayaan tersebut.
Selain itu, gaya animasi dalam film ini juga sangat unik. Film ini memadukan elemen seni rakyat Meksiko dengan teknik animasi modern. Desain karakter dan latar belakangnya terinspirasi dari seni tradisional dan kerajinan tangan Meksiko, memberikan kesan bahwa penonton benar-benar memasuki dunia yang penuh warna dan imajinatif.
“The Book of Life” (2014) tidak hanya menawarkan hiburan visual semata, tetapi juga menyampaikan pesan yang mendalam tentang cinta dan keberanian. Film ini mengeksplorasi tema tentang bagaimana kita memilih untuk dikenang dan betapa pentingnya menjadi setia pada diri sendiri dan nilai-nilai kita. Melalui perjalanan Manolo dan Joaquín, penonton diajak untuk merenungkan arti sebenarnya dari keberanian dan cinta sejati.
Dengan kombinasi cerita dan penggambaran suasana yang ciamik, karakter yang penuh warna, dan penghormatan yang mendalam terhadap budaya Meksiko, “The Book of Life” (2014) adalah sebuah karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi. Film ini menyajikan pandangan yang segar dan penuh warna tentang budaya Día de los Muertos. Selain itu, Film ini berhasil menyentuh hati penonton dari segala usia. Dengan sentuhan humor yang segar dan visual yang memukau, “The Book of Life” (2014) merupakan pengalaman menonton yang tak terlupakan dan patut untuk diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H