Lihat ke Halaman Asli

BANYU BIRU

Guru | Pecandu Fiksi

Mara dan Tragedi oleh Banyu Biru

Diperbarui: 20 Januari 2024   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edited with Canva

Aku hanya ingin kembali hidup normal. Aku sudah capek sekali bolak-balik tempat ini tanpa ada kejelasan. Aku sudah berusaha untuk jujur. Kalau tidak ada yang mau percaya, kenapa aku terus digantung dan dioper sana-sini?


"Saya bukan pembunuh, Bu."


"Iya, saya paham..."


"Terus kenapa saya masih ditahan di sini?" potongku.


"Ibu tahu ini enggak mudah buat Mara, tapi kita coba lewati prosesnya bareng-bareng ya."


Bu Nina memang berusaha bersikap lembut. Namun, dia tidak ada bedanya dengan polisi-polisi penyidik yang dilatih untuk mencurigai banyak hal. Katanya aku tidak akan dipenjarakan selama aku bisa berterus terang. Bu Nina tidak sadar kalau ruangan ini tidak lebih baik dari penjara. Aku suka dengan warna dindingnya yang biru, tetapi terlalu polos. Tidak ada hiasan di dinding yang bisa kuamati. Ada banyak permainan yang ditawarkan oleh Bu Nina, tetapi tidak seseru kalau bermain dengan Karen.


"Mara mau cerita sama Bu Nina tentang kejadian malam itu?" pinta Bu Nina dengan dalih bertanya. Ia tetap menunjukkan garis bibir yang panjang dengan mata yang dikedipkan lambat.


"Saya sudah cerita semuanya kepada Pak Polisi," kataku.


"Tapi Bu Nina belum mendengar secara langsung dari Mara. Nanti Bu Nina akan bantu ngomong sama polisi biar Mara enggak diganggu lagi."


"Janji?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline