Lihat ke Halaman Asli

BANYU BIRU

Guru | Pecandu Fiksi

Review Novel "Dayon"

Diperbarui: 30 Juni 2023   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Judul : Dayon
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penyunting naskah: Nia Septiany
Gambar dan tata letak sampul: Sukutangan
Tata letak isi: Rizkyka Wulandary
Penerbit : MCL Publisher
Tahun terrbit : Mei 2021
Jumlah halaman : 324 halaman
ISBN cetak: 978-623-96067-3-2
ISBN digital: 978-623-96067-4-9 (pdf)

Saya baru menyadari kalau novel ini adalah pengembangan dari cerpen milik penulis berjudul "Boyon" pada buku kumcer yang saya baca dan review seminggu yang lalu. Saya menyadarinya setelah tiba di bab 2. Itu juga yang membuat saya tertarik untuk terus mengikuti kisah Boyon. Hal itu kemudian terkonfirmasi di bagian galeri inspirasi pada akhir novel.

Saat membaca novel ini, tahu apa yang terus berputar dalam kepala saya? Ini novelnya fiksi bukan, sih? Walau secara teori kalau setiap novel memang hitungannya fiksi. Cuma kenapa timbul pertanyaan seperti itu, ya, karena karakter Boyon sangat kuat. Khususnya ketika Boyon bertemua dengan sederetan artis indonesia pada event Pusan International Film Festival (IPFF) bahkan penulis sendiri muncul sebagai cameo dan berinteraksi dengan Boyon.

Novel ini berpusat kepada kisah hidup Boyon dengan menggunakan sudut pandangnya. Bisa dibilang novel ini menjadi novel coming of age karena berisi kisah Boyon mulai dari kelahirannya, SD, SMP hingga ia menjadi sutradara. Setiap fase hidupnya menarik banget untuk diikuti.

Yang aku suka dari novel ini, walaupun alurnya maju mundur, tetapi kita nggak dibuat bingung. Boyon disini sebagai pencerita dan kita seperti anggota tim yang ikut duduk bersama untuk mendengarkan ceritanya. Ditambah lagi dengan  latar waktu dan tempatnya yang selalu  dicantumkan di setiap awal bab.

Apa yang membuat novel ini menarik?

Bagi saya pribadi karena Dayon ini menurut saya paket lengkap. Pertama, Dayon mengajak saya untuk tahu sedikit banyaknya tentang industri film. Dayon sedikit menyentik dunia per-film-an yang aktornya itu-itu aja, atau yang karakter utamanya berpusat ke salah satu suku sedangkan suku lainnya hanya figuran atau pemeran pendukung.

Kedua, ada bumbu horor/mistis yang menurt saya pas terkait Iip dan Ina, arwah anak-anak berkebangsaan Belanda yang sering menampakkan diri pada Boton semasa ia kecil. Dari kisah kedua hantu anak kecil ini nanti kita sedikit banyak belajar sejarah. Bukan hanya itu, ada swanggi, yang masih dipercaya oleh mayoritas orang-orang Timur dan juga tentang saluang sirompak yang diyakini memikat wanita.

Ketiga, unsur budaya minang yang sangat kental terkait mitos-mitos warga setempat, makanan sampai keagamaan dan silat.

Terakhir, ada bumbu romance tipis tetapi begitu manis. Ada humor-humor segar dan renyah , misal ketika penentuan nama Boyon, upaya Boyon menyamarkan nama aslinya, keisengannya ketika belajar silat dan yang lainnya. Ada juga momen yang bikin haru ketika Boyon mendapati upaya Abaknya mendukung minatnya dengan diam-diam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline