Lihat ke Halaman Asli

Rany Kranchees

Kepala SMKN 73 Jakarta

Saya

Diperbarui: 7 Februari 2019   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya adalah seorang guru di SMK Negeri di Jakarta. Lahir dari keluarga mix culture. Bapak saya dari Sumatera Utara dan Ibu saya dari Yogyakarta. Jaman sekarang hal tersebut bukan suatu masalah tetapi jaman dahulu hal tersebut menjadi hal yang tidak biasa. Keseharian saya hidup di lingkungan Betawi dengan budaya Betawi berikut musholla yang di setiap gang ada. Jadi bagi saya bukan hal yang aneh kalau mendengar azan bersahutan melalui speaker musholla atau masjid.

Dari kecil, saya hidup di lingkungan Betawi dengan mayoritas muslim adalah hal biasa begitu juga bagi mereka menerima saya. Masa kecil saya hidup dengan toleransi beragama adalah hal biasa. Setiap lebaran rumah saya penuh dengan hantaran berupa makanan khas dan setiap Natal adalah hal biasa saya mengantar makanan ke rumah-rumah tetangga. 

Tetapi kehidupan ini hanya berlangsung menjelang saya dewasa. Lama-lama tetangga saya berkurang, entah karena meninggal ataupun pindah ke kota lain. Lingkungan rumah saya berubah menjada kawasan kos-kosan. Ya, karena saya tinggal di kawasan yang dekat dengan perkantoran dan mall. Dahulu kami mengenal tetangga satu sama lain sekarang tidak kenal lagi, kecuali beberapa tetangga yang punya kos-kosan, kalau penghuni kosnya saya sama sekali tidak kenal.

Sombongkah saya? bukan seperti itu, pekerjaan saya sebagai guru menuntut saya untuk bekerja dari jam 06.30 sampai jam 15.00 setiap harinya belum ditambah tugas-tugas lainnya. Jadi tidak heran kalau saya tidak sempat lagi mengenal tetangga baru. Pekerjaan saya sebagai guru adalah hal utama bagi saya baru setelah itu keluarga tetapi setelah saya menikah dan memiliki anak, saya mendahulukan keluarga saya. Benarkah demikian?..pernah waktu anak saya tiba saatnya diimunisasi dan di sekolah ada murid yang bermasalah, saya menyerahkan urusan imunisasi tersebut ke suami saya. Ditemani pengasuh anak, suami dan pengasuh berangkat ke dokter agar anak saya diimunisasi. Jadi sebenarnya pekerjaan saya dan keluarga menjadi skala prioritas yang berubah-ubah urutannya.

Seperti apa saya di mata murid-murid, mungkin bagusnya mereka yang menjawab. Tetapi sebagian murid-murid akan menjawab guru yang asyik dalam arti tidak jaim di depan murid-murid. Ya karena saya suka dengan salah satu klub bola Inggris yaitu Arsenal dan suka sekali dengan musik metal terutama Metallica. Mereka akan bercanda dengan saya kalau Arsenal kalah tetapi saya tertawa saja. Dan mereka akan senang kalau saya tanya jenis musik yang sedang trend di kalangan anak sebaya mereka. K-Pop adalah sesuatu yang ajaib buat saya karena saya tidak paham dengan musik K-Pop...hehehhe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline