Lihat ke Halaman Asli

Sekilas Bermimpi

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup sebagaimana penyangkalan yang kita berikan pada masa lalu yang tidak ingin dikenang lagi

Untuk sepasang mata yang pernah membuatku jatuh cinta karena binarnya

Untuk seulas senyum yang pernah menertawai kekonyolan yang kuperbuat

Untuk kemarahan yang terlontar entah karena apa

Semalam aku merinduimu

Benar saja kata pasanganku, aku tidak akan pernah bisa melupakanmu Meskipun kita telah bertumbuh ditempat berbeda Dan waktu telah merawat nafas kita sehari demi sehari Aku terlalu ingin menemuimu diakhir mimpi tetapi sepertinya kau tau bahwa jalan itu sudah mengabur Bahkan jauh sebelum aku menyadari aku telah memimpikanmu kembali Dan mata kita tak lagi bisa beradu pandang, meskipun hanya lewat mimpi

Pernikahan, kelahiran, kematian yang akhirnya masing-masing kita rasakan adalah hadiah terindah dari waktu selama perpisahan kita

Bertemu dengan yang lain, penempa jiwa yang sama sekali tidak sama dengan apa yang kita lalui saat bersama Aku berpapasan dengan hujan, kemudian ia memberiku hangat dan kelembutan Engkau mungkin bertemu dengan bulan, sungai atau entah apalagi yang aku tidak pernah tahu, dan mereka mendekapmu, pergi ke masa depan Aku pun begitu, semakin jauh aku akan berjalan ke tempat yang seharusnya tidak sama denganmu Sebisa mungkin tidak ingin berusaha menemukanmu, Hanya saja dalam mimpi, Mungkin sesekali.. iya, kita bisa beradu pandang, batinku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline