Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Liburan Musim Panas di Qatar

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1342506254615746231

Saran untuk sahabat kompasiana, sebelum membaca tulisan ini, silahkan siapkan kopi susu atau minuman lainnya dan cemilan secukupnya. Karena Dora akan mengajak anda berpetualang lewat petanya.Hehehe ga nyambung ya.... Ngomong-ngomong tentang musim panas, Qatar, dan menikmati liburan. Otak ini langsung terhubung dengan orang yang tinggal di luar negri. Negri gurun timur tengah tentunya, yang berpenduduk arab. Apalagi dengan kata ”liburan”, yang identik dengan kata-kata bersantai atau tak ber-pekerjaan tapi ber-duit. Nah, itu jugalah yang merupakan ciri dan kondisi dari pada warga arab kebanyakan. Biasanya musim panas di Negara arab ini bersamaan dengan liburan sekolah kenaikan tingkat atau kelulusan, dan kebetulan bersamaan dengan akan datangnya bulan Ramadhan untuk saat ini. Sehingga membuat para penghuni lokal lebih menikmati liburan dan memanfaatkan waktu untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama keluarga sebelum ramadhan tiba. Bagi orang-orang yang kantongnya tidak cukup untuk menyimpan uangnya alias ke-lebih-an, mungkin cara mereka mengurangi isi kantong itu dengan berlibur ke Negara lain, seperti Eropa dan Asia. Tetapi bagi yang lain yang isi kantongnya hanya cukup berlibur didalam negri saja, biasanya tempat main mereka itu tidak jauh-jauh dari mall, sampai kadang seharian penuh mereka menghabiskan waktunya di mall. Nah, bagaimana dengan orang sepertiku untuk menikmati liburan musim panas di negri padang pasir ini? Mungkin nggak yah, kita menikmati musim panas yg seperti ini?. Tinggal di luar negri itu memang benar, karena memang tidak sedang tinggal di Indonesia. Bersantai tanpa pekerjaan, itu juga tidak salah. Pasalnya, dari hari pertama tiba di Qatar sampai hari ini tepat 1,5 bulan, belum pernah sehari pun melihat seperti apa tempat bekerjaku nanti. Dan untuk duit tentu ada, tanpa mengurangi rasa Syukur kepada Sang pemberi rizqi, meski tidak termasuk yang ber-duit sampai kantongnya penuh dan dibuang ke Negara –negara Eropa atau Asia. Hehehehe. Pasalnya, setelah sebulan penuh tanpa bekerja, di akhir bulan mendapat telfon dari atasan bahwa gaji sudah bisa diambil. Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah. Yang namanya rezeqi itu memang tidak akan nyasar, bahasa kasarnya. Yah, terlepas dari musibah terbakarnya Villagio Mall, dimana tempat seharusnya aku bekerja. Itu juga karena peraturan di Qatar, untuk semua staff yang akan ditempatkan bekerja di Food & Beverages Department, dilarang keras untuk mulai bekerja sebelum mendapatkan Health Certificate, yang hanya akan didapat setelah menyelesikan proses medical. Jadi tragedy villagio ini tidak sepenuhnya menjadi alasan kenapa sampai sekarang belum mulai bekerja. Karena villagio itu terbakar 4 hari sebelum keberadaanku di Qatar. Dan untuk dapat menyelesikan proses tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak dapat dipastikan. Bisa sekitar 2, 3, 4 bahkan 6 bulan, berdasarkan teman satu perusahaan yang datang ke Qatar sebelumku. Jadi, selama masih dalam proses itu, kita benar-benar dimanjakan oleh perusahaan untuk menikmati gaji bulanan penuh, tanpa bekerja. Tapi siap-siap saja untuk menghadapi stress kebosanan. Bersyukur jika proses bisa selesai setelah 2 atau 3 bulan. Kalau ternyata sampai 6 bulan? Silahkan dibayangkan sendiri. Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Pernyataan yang sering diucapkan oleh banyak orang di sekeliling kita. Benarkah pernyataan itu? Menurutku jawabnya adalah relatif, bisa benar bisa juga kurang tepat. Kenapa begitu? Yah, pernyataan itu benar jika yang mengucapkannya adalah orang kurang aktif atau pemalas. Tapi tidak bagi orang yang cerdas dan aktif. Orang yang cerdas akan menggunakan waktu menunggu atau waktu luangnya untuk terus belajar dan mencari ilmu lain yang bermanfaat yang mungkin tidak bisa dilakukan ditengah-tengah kesibukan rutinitas harian. Belajar itu tidak ada batasan dan ilmu yang bermanfaat juga tidak sedikit. Jadi intinya, dikembalikan ke individu masing-masing, ingin termasuk dalam golongan yang mana. Dan yang membuat aku selalu bersyukur adalah keyakinan bahwa rencana Tuhan itu selalu indah dan indah pada waktunya. Dengan kebiasaanku yang selalu haus akan ilmu dan tidak bisa hidup tanpa teman, membuatku tidak bisa bersahabat dengan stress dan kebosanan. Sedikit berbagi cerita, tentang apa yang ku lakukan dalam masa menunggu yang kebetulan bertepatan dengan liburan musim panas di negri gurun ini. [caption id="attachment_188177" align="alignright" width="300" caption="Nana & Ranty dok.pribadi"][/caption] Kawan Adalah aku, pendatang dari satu negri ke negri lain seorang diri. Tapi aku tidak pernah merasa sendirian, Alhamdulillah. Sebab, Sang Penciptaku adalah Dzat sempurna yang selalu setia menemani kemanapun aku pergi dan dimanapun aku berada. Maha besar Allah, Tuhan seluruh alam. Apapun yang terjadi, kebaikan adalah rencana-Nya. 1 juni 2012, Qatar menyambutku. Aku pasrah, dengan siapapun dan darimanapun, yang akan menjadi teman sekamarku di akomodasi nanti. Puluhan kamar dengan hampir seratus penghuni dari beberapa Negara (Lebanon, india, srilanka, Nepal, pilipina, dan Indonesia) adalah semuanya perempuan. Ternyata Tuhan telah mempersiapkan aku untuk bertemu dengan Nana asal jawa timur yang akan menjadi teman sekamarku. Melalui Nana aku di perkenalkan dengan Siska asli kelahiran Ambon. Dan dari mereka berdua aku dipertemukan dengan Desy dari bandung dan Ria dari Tegal. Dan dalam waktu 2 hari aku telah mengenal semua teman setanah air, yang nantinya kami ber-5 termasuk aku, diantara hampir seratus staf dalam perusahaan yang sama. Dari mereka [caption id="attachment_188182" align="alignright" width="300" caption="Danang,Gunawan,hendri,Ria,kadar,Desy & Siska dok.pribadi"]

1342506848562220901

[/caption] kemudian aku di silaturahmikan dengan teman-teman cowok Indonesia yang satu perusahaan, kebetulan untuk staf cowok memang harus mencari tempat tinggal sendiri, mereka juga ber-5 (Hendri, Gunawan, Kadar, Danang dan Heru). Jadi tempat tinggal kami terpisah. Silaturahmi kami awali dengan mengadakan piknik di taman bukit dekat villagio, dengan tujuan agar kami saling mengenal. Kebetulan mereka termasuk kawan yang juga bekerja di villagio, yang berarti setelah tragedy kebakaran itu kami bernasib sama, tak ada aktifitas seperti biasa. Kecuali Nana, karena dia bekerja di Starbuck City Centre. Nana inilah yang selalu rajin tanpa lelah menjawab setiap pertanyaan-pertanyaanku dan memberi banyak informasi tentang Qatar. Hampir setiap hari diawal, [caption id="attachment_188183" align="alignright" width="300" caption="Siska, Ria, Desy & Ranty dok.pribadi"]

1342506972356008030

[/caption] dia selalu meluangkan waktunya dan menyempatkan untuk mengajakku berkeliling dengan menggunakan bis dari mengunjungi beberapa restoran Indonesia, tempat-tempat belanja dan juga tempat- tempat sejarah yang lain. Sambil menikmati pemandangan sekitar saat bis melaju, aku masih menghujaninya dengan beberapa pertanyaan, dan dia pun dengan sabar menjelaskannya kepadaku, bak Guide dalam sebuah Tour. Dan dari Nana inilah aku mendapatkan banyak informasi tentang Qatar dan peraturannya. Yang membuatku akhirnya ingin berkenalan lebih jauh tentang penghuni lokal ataupun para pendatangnya dengan segala aktifitasnya. Termasuk warga Indonesia yang ada di Qatar. [caption id="attachment_188185" align="alignright" width="300" caption="@souq waqif dok.pribadi"]

1342507634694818650

[/caption] Kompasiana Hobi jalan-jalan, jeprat-jepret dengan kamera ala kadarnya dan belajar menulis di kompasiana, membuat jari ini tergelitik untuk manulis artikel “ Jalan-jalan dan berkenalan dengan Qatar”. Dari artikel ini Alhamdulillah mendapat sambutan hangat dari salah satu kompasioner di Qatar yang berakun Ratu Rumah dan Nana Fadjar nama lengkapnya. Beberapa nama restoran Indonesia dan tempat yang wajib dikunjungi selama di Qatar pun disarankan, yang kemudian menjadi target acara jalan-jalan dan jeprat-jepret berikutnya untuk melengkapi koleksi [caption id="attachment_188186" align="alignright" width="300" caption="Pak Deddy, Dubes RI in Qatar dok.pribadi"]

13425077321399037236

[/caption] sebelumnya. Setelah sekitar seminggu kami berkomunikasi di alam maya, kopdar pertama pun dapat kami lakukan. Sesuai janjinya aku pun diajak berkeliling dan menikmati berbagai macam makanan khas arab yang dijajakan di sekitar Souq waqif. Silaturahmi kami lanjutkan dengan kopdar kedua. Nah dari kopdar kedua inilah, aku di ajak ke KBRI untuk wawancara dengan Pak Deddy Syaiful Hadi sebagai Duta besar Indonesia di Qatar tentang Asean Gala Dinner 2012 yang telah dilaksanakan pada pertengahan bulan juni lalu yang membuat para juri dan tamu undangan terkesima dengan pertunjukan tari saman yang di bawakan oleh warga Indonesia yang ada di Qatar. Dan di nobatkan sebagai juara pertama se-Asia di antara [caption id="attachment_188187" align="alignright" width="300" caption="Ranty, Pak Deddy & Mbak Nana dok.pribadi"]

13425078451218938930

[/caption] peserta yang lain pada acara malam hari itu. Selain wawancara tentang Asean Gala Dinner 2012, kami juga diperkenankan untuk menengok kesuksesan dan rencana kedepan dalam hubungan diplomatis antara Indonesia dan Qatar. Tentu ada kebanggaan tersendiri bagi orang sepertiku bisa bertatap muka dalam silaturahmi, juga bisa berdiskusi dengan beliau. Sifatnya yang karismatik, humble dan terbuka mambuat warga kita yang ada di Qatar merasa lebih dekat dengan beliau tanpa mengurangi rasa hormat. Alhamdulillah kompasiana men-silaturahmikan aku dengan Mbak Nana yang kemudian mendapat kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan Pak Dubes RI di Qatar. [caption id="attachment_188215" align="alignright" width="300" caption="Siska,Rhea,Desy,Heru,Pk Igel,Pk Chamsana & Pk Taufik @ Bamboo"]

13425156191258028720

[/caption] IQB (Indonesia Qatar Broadcast) Di Restoran Bamboo adalah pertemuan pertamaku dengan Heru yang sebelumnya hanya dengar dari teman yang lain, dan dari sanalah kemudian saya diperkenalkan dengan Pak Igel (Representative BNI di Qatar), Pak Chamsana dan Pak Taufik, juga salah satu owner dari restoran bamboo sendiri, Pak Komarrudin. Silaturahmi kami teruskan dengan bergabung di IQB, berkat informasi dan pengarahannya dari Pak Chamsana dan Pak Igel yang sudah bergabung sebelumnya. IQB ini adalah salah satu Channel Radio Online, dengan system walkie-talkie melalui aplikasi [caption id="attachment_188217" align="alignright" width="300" caption="Kopdar IQB part 1 @ WTC"]

1342515788952650701

[/caption] [caption id="attachment_188190" align="alignright" width="300" caption="Kopdar IQB part 2 @ WTC"]

13425084991774576835

[/caption] Zello. Zello yang memang bisa diakses melalui alat elektronik seperti, Black Berry, Iphone, Tablet, PC dan program android lainnya, sehingga memudahkan kita untuk bergabung dan menggunakannya. Untuk lebih jelasnya kawan bisa langsung saja intip disini dan IQB. Yang pasti sejak bergabung di IQB, aku tidak merasa asing lagi walaupun baru 1 bulan keberadaanku di Qatar. Kesan pertama bergabung di IQB adalah karena mereka selalu welcome dengan sambutan yang hangat dan merasa bahwa kita ada didalam satu kehidupan dimana tidak ada perbedaan usia, suku, agama, ras dan profesi. Pokoknya Bineka Tunggal Ika banget dah. Hehehehe. Dengan perbedaan itulah, aku merasa menemukan wadah dimana banyak ilmu bertebaran. [caption id="attachment_188191" align="alignright" width="300" caption="Kopdar IQB part 4 @ WTC owner"]

13425086641800432149

[/caption] Membuat orang sepertiku yang masih dalam tahap belajar dan haus akan ilmu, tinggal menimbanya saja .Komunitas ini membuatku nyaman walaupun hanya berkomunikasi lewat udara. Yang juga men- silaturahmi-kan aku tidak hanya dengan warga Indonesia yang ada di Qatar saja tetapi ada yang dari London, Egypt, Bahrain dan Indonesia sendiri. Komunikasi dan silaturahmi lebih erat lagi setelah kami mengadakan beberapa kali kopdar (kopi darat) di WTC( Warung Tofu & Cake) terutama bagi yang tinggal di Qatar. Jadi maaf ya kalau jarak membuat sahabat IQB yang ada di luar Qatar tidak bisa hadir saat ada acara kopdar. Tidak apa-apa ya, yang penting kita tetap mengudara, dan disanalah tempat pertemuan kita. [caption id="attachment_188192" align="alignright" width="300" caption="Kopdar IQB @ WTC"]

1342508892642952639

[/caption] Nah, kawan kira-kira seperti itulah caraku menikmati liburan musim panas di Qatar. Kalau warga lokal dalam menikmati liburan dengan bersantai dan bersenang-senang bersama keluarga hijrah ke negara lain dan membuang banyak uang, maka aku pun bersantai dan bersenang-senang bersama keluarga IQB dan teman yang lain dengan memperluas tali silaturahmi yang mungkin awalnya tidak saling kenal. Dan disini pun kita bisa hijrah ke-Negara lain meski hanya lewat udara. Cuma bedanya, hasil liburan yang ku dapat adalah, banyak kawan (prinsipnya: banyak kawan, banyak rezeqi hehehehe), banyak ilmu (prinsipnya: belajar itu tidak ada batasnya, dimana pun, kapan pun dan dengan siapa pun), dan yang terakhir adalah tidak perlu menguras isi kantong. Hehehe, tetep…. Jadi prinsip keseluruhan adalah “ Sekali Dayung, 2, 3 pulau terlampaui. Akhirnya ucapkan terimakasih ini tidak henti-hentinya aku tujukan kepada Sang Pemberi Hidup, karena telah memberikan kesempatan untuk dapat bersilaturahmi dengan umat ciptaan-Nya yang lain. Tanpa kuasa-Nya, tentu aku tidak bisa menginjakkan kaki di bumi Qatar ini, dan menikmati liburan musim panas dengan bersantai didalam rumah tanpa mengurangi aktifitas dan belajar. Trimakasih kepada ke -9 kawan seperjuangan dalam satu perusahaan yang telah lebih dulu menyambut dan memberikan banyak informasi tentang Qatar. Trimakasih kepada Mbak Nana Fajar, dengan kesempatan yang diberikan untuk ikut wawancara di KBRI dengan Pak Deddy, sehingga aku bisa berinteraksi langsung dengan beliau. Trimakasih kepada Pak Chamsana yang telah memperkenalkanku dengan IQB yang membuatku terjebak dalam gudang ilmu dan lautan silaturahmi, sampai tak ada alasan untuk lepas dari cengkeramannya. Trimakasih kepada Bung Nurdin (admin IQB) dan sahabat IQB yang lain karena telah memberi kesempatan dan mempercayakanku untuk memandu acara Tilawah & Terjemahan serta Kultum pagi bersama para ustadz yang ku kagumi ilmunya, setiap hari dari jam 4-6 pagi, setelah subuh. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat dan tempat terbaik dari sisi-Nya. Mengangkat derajatnya dan menjadikan ilmunya bermanfaat. Dan semoga ukhuwah ini dapat terjalin selamanya. Aamiin, aamiin, Ya Rabbal ‘alamin. [caption id="attachment_188194" align="alignleft" width="300" caption="Ranty miracle @ IQB"]

13425091181384820033

[/caption] Salam, miracle@IQB’86

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline