PENANGANAN DISMINORE YANG DIALAMI PADA REMAJA
Ranti Rachmawati
Jurusan Keperawatan, STIKes Mitra Keluarga, Jalan Pengasinan Rawa Semut Magahayu Bekasi Timur
Menurut WHO, (Ellysa 2017) remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun. Sedangkan menurut (E.J. Monks, A. M. P. Knoers 2002) membedakan masa remaja menjadi empat bagian yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun.
Masa remaja merupakan masa perkembangan pada diri remaja yang penting diawali dengan perubahan hormonal, fisik, psikolgis dan sosial. Salah satu tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya perubahan fisik, perubahan emosi serta terjadinya mestruasi.
Siklus mestruasi yang terjadi pada remaja putri sering kali dialami dengan siklus normal ataupun tidak normal. Biasanya remaja putri mengalami menstruasi sebulan sekali. Gejala yang dialami saat menstruasi dapat dirasa bervariasi mulai dari nyeri ringan hingga berat. Kondisi nyeri disaat haid dinamakan dengan disminore yaitu nyeri hebat yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Banyak remaja putri yang belum memahami mengenai disminore dan penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yang terjadi.
Disminore atau juga disebut dengan nyeri menstruasi terjadi pada perut bagian bawah dan dapat menyebar hingga punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas hingga betis. Nyeri haid juga dapat disertai dari kram perut yang berasal dari kontaksi otot rahim yang sangat intens saat meluruhkan darah dari dinding rahim.
Disminore terbagi menjadi 2 yaitu disminore primer adalah proses normal saat menstruasi yang disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangan intens dimana terjadinya proses pelepasan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi sedangkan disminore sekunder adalah kelaianan atau gangguan pada sistem reproduksi misalnya yang disebabkan oleh fibroid uterus, radang panggul dan endometriosis. Penyebab ini hanya dapat diatasi dengan mengobati atau menangani penyakit kelainan yang disebabkan (Ernawati Sinaga, Nonon Saribanon, Nailus Sa'adah, Ummu Salamah, and Agusniar Trisnamiati 2017).
Efek yang disebabkan oleh disminore primer jika tidak diatasi dengan segera akan menjadi ketidaknyamanan bagi remaja putri sehingga perlu penanganan yang cukup mudah dan tidak menimbulkan efek samping yaitu dengan terapi non farkamakologis. Terdapat beberapa terapi non farmakologis diantaranya yaitu terapi murottal dan kompres hangat.
Terapi murottal merupakan terapi yang berfokus pada otak dimana terdapat rangsangan dari luar sehingga otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide yang terdapat didalam tubuh sehingga membuat tubuh menjadi nyaman.
Mendengarkan bacaan al quran secara murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan nyeri disminore apabila didengarkan dalam irama yang konstan dan nada yang lembut.