Menurut sejarahnya, tradisi kain songket awalnya muncul pada masa kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 hingga ke-13. Menurut cerita rakyat, kain Songket awalnya berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan Timur Tengah membawa emas, kemudian jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang.
Keberadaan tradisi kain Songket di Indonesia juga sering dikaitkan dengan kejayaan kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.
Istilah songket berasal dari kata suk-kit yang merupakan singkatan dari tusuk dan cukit. Karena pelafalannya yang agak rumit membuat kain ini diberi nama songket. Jika diartikan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia makna dari kata songket adalah "mengait" atau "mencungkil".
Makna ini mengacu pada cara pembuatan kain songket yang dilakukan dengan cara mengaitkan dan mengambil sehelai kain tenun; Menyelipkan benang emas; Menenun; dan Penyempurnaan. Selembar kain songket akan dibuat dengan merangkai benang agar tersusun serta teranyam rapi.
Kain songket sering digunakan untuk pakaian adat warga Palembang untuk mengikuti ritual adat seperti upacara pernikahan, upacara potong rambut dan penari Gending Sriwijaya. Di masa lalu, warna dan tema potongan lagu digunakan sebagai simbol status:
1. Warna hijau, merah dan kuning biasa dikenakan oleh seorang janda
2. Warna songket yang cerah menandakan keinginan untuk menikah lagi
3. Dalam motif dan ragam hiasnya, songket memiliki arti sebagai lambang perlindungan dari bencana
Jenis-jenis songket
- Songket Lepus amerupakan kain songket yang benangnya dilapisi emas hampir di seluruh bagian kain. Kata lepus berarti menutupi. Songket lepus mempunyai beberapa motif yaitu motif lepus bintang, lepus berantai, lepus ulir, dan lainnya.
- Songket Tawur. Songket Tawur memiliki desain yang tidak menutupi seluruh permukaan kain tetapi mengelompok dan menyebar.
- Songket Tretes. Motif Songket Tretes biasanya terdapat di kedua ujung bawah kain dan di pinggir kain, sedangkan bagian tengah dibiarkan polos.
- Songket Bungo Pacik. Songket Bungo Pacik bercorak dengan benang katun berwarna putih, jadi benang emas hanyalah sekat.
- Songket Limar. Songket Limar ditenun dengan motif tekstil. Motifnya berasal dari benang yang ditenun dan diwarnai.
- Songket Kombinasi. Songket kombinasi adalah perpaduan dari jenis songket lainnya.
Ragam Motif Pada Songket
- Songket dengan motif bunga tanjung Motif ini biasanya digunakan oleh tuan rumah saat menerima tamu.
- Songket dengan motif bunga melati melambangkan keanggunan, kesucian dan kesopanan. Kain songket dengan motif bunga melati biasanya dikenakan oleh wanita yang belum menikah.
- Songket dengan ujung rebung melambangkan harapan, doa dan kebaikan. Motif ini biasanya berperan dalam perayaan adat. Hal ini dimaksudkan agar orang yang menggunakannya akan dikaruniai kebahagiaan dan kemudahan dalam setiap fase kehidupannya.
Kini pemilihan motif disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak lagi bergantung pada status. Saat ini, untuk melestarikan budaya bangsa, kini kain songket sering dipakai untuk upacara upacara adat seperti pernikahan. Selain itu wama emas yang identik pada kain songket membuat kainini sering dipakai untuk acara-acara resmi seperti penyambutan tamu atau pejabat dari luar negeri ataupun dari daerah Palembang sendiri.