Lihat ke Halaman Asli

Awal tahun di Pangkalan Bun

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang asli Pangkalan Bun, jujur ikut sedih merasakan penderitaan yang terjadi dengan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini. Karena buat kami di kota ini hal yang tidak mungkin mengingat kecilnya kota  kabupaten Kotawaringin Barat.

Menjelang tahun baru tanggal 31 Desember 2014,semua tampilan BB berubah dgn meme "Pangkalan Bun Tanpa Kembang api #prayforAirAsia tersebar juga BC ajakan berkumpul di Bundaran Pancasila untuk doa bersama dan mendoakan korban dgn membawa lilin masing - masing.

Himbauan tidak hanya dari BC tapi juga Masjid menyerukan  juga,Dan  mengibarkan bendera setengah tiang sebagai ikut berduka cita atas tragedi jatuhnya pesawat AirAsia.Jadi semua hening hingga pagi menyongsong mentari baru di hari pertama 1 Januari 2015.

Sampah yang biasanya berserak sana - sini,tidak saya temukan di jalan karena saya pulang pagi dengan kakak habis malam tahun baru kumpul bersama.

Di janjikan bisa ikut ke Bandara Iskandar maklum gak punya ID Card untuk masuk area itu jadi nebeng  kakak karena suami kerja di sana.Dan ibu Dharma Wanitanya sudah beberapa hari menyiapkan semua makanan untuk relawan dan pejabat yang datang ke Pangkalan Bun.

Pagi sekali sudah siap dengan code dress pkai batik dan siap berangkat yang ikut nggak saya sendiri, anak - anaknya juga. Aku dan anak- anaknya di titipkan dengan Bapak  kepala kantor pemadam kebakaran.

Melihat langsung rasanya campur aduk,antara sedih dan senang  dapat membawa jenazah ke Pangkalan Bun .Semua bekerja sama baik BASARNAS,TNI dan pasukan yang lain. Kalau tidak ada Helikopter datang yaa duduk santai ngobrol sana sini .Ada yang sambil telp diantara mobil PK dgn charger HP ditiang tembok. Makanan slalu ada berupa nasi bungkus, mau mie rebus yang instant ada minta aja di seberang jalan ke arah kantor TNI AU nggak jauh.

Untuk bagian peliput berita agak jalan kaki sedikit ,semua kumpul di sana , kalau cuaca cerah keluarkan alat untuk siaran langsung  dari dalam mobil,tiba - tiba hujan deras semua kalang kabut menyingkirkan trus berubah lagi...cape sangaat! kalau aku yang kerja. Tapi demi  kita  penikmati dari TV, terbayar semua hilang  cape dan semangaat lagi  melihat ada Helikopter datang diantara hujan dan angin. Paling sedih ketika Helikopter BASARNAS datang dengan kondisi hujan lebat dan teman disampingku siap semua bergerak membawa tandu untuk mengangkat jenazah.Bagian yang tinggal sibuk meneduhkan diri karena angin kencang berhembus dari belakang kami berdiri.

Bagian mengangkat jenazah yang siap diberangkatkan ke Bandara JUANDA lumayan jauh, berat juga karena dalam petinya di masukan balok es agar  tidak merusak kondisi korban dan meringankan kerja DVI yang ada di SBY  semua menjalankan dengan ikhlas tanpa beban untuk sebuah pekerjaan.Teriakkan petugas memanggil TVONE,METRO silahkan ...

Kelihatan team KNKT datang dgn seragam biru ada di PK  bawaannya banyak, hujan reda semangat tumbuh kembali dan mbak reporter kembali bertugas membawa alat tempurnya.

Semangat terus buat yang bertugas doa kami menyertai kalian dan semoga  diberi kesehatan selalu amiinn..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline