KRI Nanggala 402 telah dinyatakan on eternal patrol sebab karamnya kapal tersebut di laut Bali, menurut ASRENA KASAL keseharian para ABK KRI menganggap masing-masing dari mereka yang bertugas adalah keluarga pengganti keluarga yang ditinggalkan serta mereka semua dituntut harus bisa tahan terhadap segala tekanan. Seluruh ABK KRI Nanggala 402 telah dinyatakan gugur karena hilang kontak di laut Bali setelah tidak kembali ke permukaan pada saat KRI Nanggala 402 dijadwalkan muncul di permukaan laut Bali.
Sampai sekarang ini, evakuasi KRI Nanggala 402 masih dilanjutkan. Beberapa KRI berusaha masih berusaha mengevakuasi jasad ataupun barang milik KRI Nanggala 402 yang berada di dasar laut. Selain itu, TNI AL juga mendapatkan bantuan dari negara asing terkait pencarian dan pengevakuasian KRI Nanggala 402 tersebut, salah satunya adalah Singapura yang membantu dengan menurunkan kapal selamnya ke laut Bali untuk pengevakuasian. Para keluarga ABK KRI Nanggala sangat berharap kepada pemerintah agar mereka masih dapat melihat jasad suami ataupun anaknya. Gelar penghargaan yang setinggi-tingginya akan diberikan kepada para ABK KRI Nanggala 402 yang telah gugur, begitupun juga para ABK 4 KRI lain juga akan mendapatkan perlindungan yang sama.
Salah satu ABK KRI Nanggala 402 yaitu Letkol Heri sempat bercerita keresahannya tentang kapal selam yang digunakan olehnya, dikarenakan KRI Nanggala 402 ini merupakan kapal selam yang berumur lumayan tua, dan juga overhaulnya ditunda-tunda sehingga dirinya tidak yakin untuk menjalankan tugasnya. Kapal selam tersebut dibuat pada tahun 1973 di Jerman dan resmi menjadi KRI Nanggala 402 pada tahun 2007 yang disebutkan kapal tersebut sudah tidak layak pakai pada tahun tersebut. Tentunya para pengguna kapal selam yakni para ABK tersebut yang mahir menggunakan kapal selam untuk menjaga pertahanan dan keamanan RI di daerah lautan sangat menginginkan kapal yang baru, bagus serta layak pakai.
Banyak netizen Indonesia mengeluarkan spekulasi bahwa KRI Nanggala 402 tersebut dapat terbelah menjadi 3 sebab torpedonya meledak sehingga terbelah menjadi 3, lalu KRI Nanggala dapat tenggelam sebab kelebihan muatan, dan juga KRI Nanggala 402 dapat terbelah menjadi 3 sebab ditembak oleh kapal selam dari Perancis. Namun semua pernyataan tersebut dibantah oleh Laksamana Muda TNI Muhammad Ali yang merupakan seorang ASRENA KASAL.
Dari pandangan saya, karena kapal ini sudah cukup tua, cara mengurangi risikonya adalah sebelum beroperasinya kapal selam ini dilakukan pemeriksaan badan kapal dan mesin kapal terlebih dahulu. Dan ada baiknya untuk mengganti kapal baru agar kapal tersebut tidak menimbulkan resiko-resiko yang fatal lagi.
Tragedi KRI Nanggala ini sangat tidak diinginkan oleh siapapun dan dapat terjadi juga oleh negara manapun. Sampai saat ini TNI masih mengurus keluarga dari para ABK KRI Nanggala 402 yang telah dinyatakan gugur tersebut. Diharapkan mereka semua dapat bertemu kembali untuk yang terakhir kalinya dengan sang anak ataupun suami yang telah meninggalkan mereka untuk bertugas menjaga perairan NKRI. KRI Nanggala 402 akan terus bertugas menjaga perairan Indonesia selamanya.
MS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H