Lihat ke Halaman Asli

Renungan Pagi Hari

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah kenapa ketika bangun tidur hal yang pertama terpikir adalah bubur ayam. Itu sih gak perlu ditanyakan yaa.. pasti karena lapar. Eh, tapi gak juga loh, buktinya setelah satu jam berlalu dari saat bangun tidur aku masih bertahan untuk tidak makan. Hehe... mungkin karena emang belum ada apa-apa di rumah. Hal kedua yang terpikir setelah bubur ayam adalah Izy -anakku- yang mulai memutari kasur dengan pampers yang sudah penuh. Uuppsss... harus cepat ganti dulu.... Tapi Izy masih tidur nyenyak... jadi gak tega, takut membangunkannya. Jadi kegiatan tersebut kutunda dulu. [caption id="attachment_274236" align="alignleft" width="230" caption="Bapak teori relativitas yang jenius.. ^^"][/caption] Hal ketiga, aku mulai berpikir tentang Einstein, bapak teori relativitas waktu. Sempat terpikir ngapain jugaaa mikirin dia, saudara bukan, kenal juga nggak. Tapi beneran jadi kepikiran, seseorang bisa memikirkan sebuah karya yang jenius sepertinya. Sementara seseorang yang lain ketika bangun tidur cuma mikirin bubur ayam. Gak kreatif banget ya? Waktu itu relatif.. kata Einstein.. bener juga sih.. sejam membaca komik terasa sebentaaar sekali dibanding sejam membaca buku tebal manajamen bisnis. Eh, berarti membosankan atau tidaknya aktifitas yang dijalani menentukan lama tidaknya waktu. Tapi itu juga berarti waktu benar-benar tergantung pada setiap individu. Karena tentu saja suatu kegiatan disebut membosankan atau tidak tergantung pada minat dan bakat dari individu-individu yang berbeda. Tapi kalau begitu waktu akan jadi berbeda-beda. Untuk orang yang benar-benar menikmati hidup mungkin waktu terasa cepat berlalu, tapi kalau orang yang udah bosen idup mungkin merasa waktu berjalan lambat sekali dan ingin cepat-cepat berakhir. Tapi kan satu hari bagi setiap orang tetep 24 jam? Waktu benar-benar relatif ya? Kalau saja setiap orang dapat menghargai waktu dan mempergunakan 24 jam dalam sehari miliknya dengan bijaksana - bukan seperti seseorang yang ketika bangun tidur dan setelah satu jam berikutnya hanya memikirkan bubur ayam tanpa berbuat apa-apa- mungkin kehidupan yang dijalani akan lebih bermakna dan bermanfaat. Kata Nidji, "Waktu adalah kunci.. untuk kita menaklukan dunia..." (lirik ngasal.. hehehe) ... tuh kan, waktu itu kunci, kalau kita bisa menguasai waktu dan bukan waktu yang menguasai kita, mungkin aja kita bisa menaklukan dunia. Kita bisa jadi raja dunia... apaaaa cobaa. Hehe, intinya mungkin kita harus lebih menghargai waktu, dan mempergunakan setiap detik, menit, dan jam yang kita dapatkan dari Illahi dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu kehidupan kita akan lebih bermakna. Cieeee... Okeee deh.. kalau begitu sekarang juga akan kuganti pampers anakku yang mulai bangun. Setelah itu langsung beli bubur ayam untuk memanfaatkan waktu yang sudah disia-siakan dari tadi. Eh, tunggu sebentar, ada hal keempat yang kupikirkan... aku harus ke kamar mandi dulu!!! Maafin Unda, Izy, bentar lagi Unda ganti pampersmu....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline