Pasangan beda status warga negara bukanlah hal yang asing saat ini. Sejak dulu jauh sebelum facebookditemukan oleh Mark Zukerberg banyak yang menjalin hubungan asmara antar beda negara. Banyak cara antar manusia satu sama lain terhubung untuk saling mengenal dan berkomunikasi. Namun, semenjak ada facebook boleh dikatakan siapapun bisa memiliki hubungan asmara dengan beda status kewarganegaraan dengan mudahnya. Dulu, mendengar pasangan beda negara itu biasanya dialami oleh artis saja. Sekarang orang biasa pun bisa menjalin hubungan spesial dengan orang-orang yang berada di belahan dunia sana dengan mudahnya .
Masih ingatkah dengan kisah cinta Jonathan Pieter Amstrong alias Jono yang menikahi gadis Aceh bernama Fauziah? Pasangan ini sempat menggegerkan Tanah Air yang tidak sedikit yang kagum dengan kisah mereka. Meski pertemuan mereka bukan karena bantuan social media facebook akan tetapi, akibat bencana tsunami yang hingga pada akhirnya menjadi berkah bagi Fauziah yang ditemukan Jono sebagai jodohnya. Meski disayangkan pernikahan mereka tidak bisa bertahan hingga maut menjemput mereka, tapi harus bermuara di meja hijau. Namun, tidak sedikit pasangan beda negara yang awet hingga nenek dan kakek yang tidak terekspose media.
Di tahun 2017 sekarang, ada pasangan Adin Lubis dan Michael Ruppert yang terkenal dan mungkin menjadi idola bagi pasangan muslim khususnya. Menurut vlog yang diuploadoleh Adin sendiri di YouTube channelnya bahwa awal perkenalan mereka berawal dari facebook.Dimana pada saat itu Michael adalah seorang traveler yang tertarik ingin melihat lebih dekat tentang gaya hidup muslim di Indonesia pada saat bulan suci Ramadhan. Michael menemukan Adin yang berasal dari Medan untuk meminta izin menginap di rumahnya beberapa hari . Tidak di sangka pertemuan mereka berbuah cinta dan berujung ijab qabul yang membuat ratusan akhwat cemburu melihatnya.
Faktanya menjalin hubungan beda negara itu tidaklah mudah seperti yang kita dengar kisahnya. Banyak rintangan yang harus dilalui pasangan beda negara hanya saja kita tidak mengetahui secara detail. Apalagi untuk seorang muslim. Banyak sekali pertimbangan yang harus difikirkan matang-matang untuk mengambil keputusan akan berjodoh dengan orang yang berbeda status kewarganegaraan. Meski jodoh itu urusannya perasaan tapi bagi seorang muslim akidah lebih utama. Maka tidak sedikit yang pada akhirnya melepas pasangan beda negaranya karena tidak bisa dipersatukan.
Jika pasangan beda negara yang memiliki gaya hidup tidak jauh berbeda itu lebih mudah lagi seperti Indonesia dan Malaysia. Mayoritas penduduk negara tersebut adalah muslim dan gaya hidup keduanya hampir sama dibandingkan gaya hidup orang eropa, sehingga meminimalkan perbedaan antara pasangan tersebut. Membuat keputusan hidup bersama tidaklah sulit. Berbeda dengan wanita Indonesia yang jatuh hati pada seorang anak Eropa. Tentunya seorang istri pada akhrinya harus ikut suami tinggal di Eropa sana , walaupun tidak sedikit yang memutuskan untuk tinggal di tanah air saja. Tapi jika harus ikut ke Eropa coba pikirkan kembali. Kita harus menyesuaikan lidah kita dengan menu makanan yang ada di sana.
Yang biasanya sarapan dengan nasi liwet dan sambel hejo dengan kurupuk harus berubah menu menjadi susu dan roti. Sekilas terlihat gaya dan mungkin di tahun pertama bukan masalah buat kamu, hingga lidah kamu menyadari rindunya bumbu rempah-rempah khas tanah air yang terhidang di menu masakan padang, asem pedas manis gurihnya bakso pengkolan, nikmatnya bumbu kacang cilok bi enok, dan masih banyak menu makanan Indonesia yang dulunya kamu sepelekan ketika jauh dan sulit ditemukan akan menjadi sangat spesial dan membuat kamu menyesal karena tidak mensyukuri telah lahir dan hidup di Indonesia dengan beragam menu masakan yang kaya rasa. Meski bahan dasarnya sama yaitu aci tapi bisa dibuat berbagai macam menu. Kreatifnya orang Indonesia.
Di sana kamu akan muncul rasa rindu. Bukan hanya pada makanan saja tapi pada keluarga juga. Pada sahaba-sahabat kamu yang mengiringi perjalan kamu dari kecil hingga tumbuh dewasa. Mungkin tinggal di Eropa membuat kamu menjadi mahir berbahasa inggris yang tadinya nilai toefl saja pas-pasan karena bahasa Inggris menjadi suatu kebutuhan kamu berkomunikasi dengan pasangan dan lingkungan mebuat kamu harus memaksakan untuk menggunakanya .
to be continued...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H