rumpun itu
letih lunglai
terpaan angin yang terus mengusiknya
justru ia sambut, sebagai ayunan pengusir gundah gulana
juga pada kemarau yang melintang dari pangkal ke ujung tahun
ia beri suguhan, berupa harapan
ia tetap mengakar pada tanah, meski kekuningan dan kecoklatan sekujur tubuhnya
memaksanya mati, kering, dan kehausan
--
cermin paling nyata saat ini