Lihat ke Halaman Asli

Rani Fauzia

Mahasiswa Ekonomi Syariah IPB University

Fenomena Peningkatan Jumlah Uang Beredar Saat Menjelang Hari Raya Lebaran

Diperbarui: 22 Maret 2024   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar : pexels

Setiap tahun, masyarakat bersiap-siap menyambut Hari Raya Lebaran dengan penuh sukacita. Namun, di balik keceriaan ini, terdapat fenomena menarik yang tak bisa diabaikan yaitu peningkatan drastis jumlah uang yang beredar di pasar. Menjelang Lebaran, masyarakat cenderung meningkatkan belanja masyarakat. Mulai dari persiapan makanan khas Lebaran hingga kebutuhan pakaian baru, belanja menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi menyambut hari kemenangan ini. 

Fenomena ini menyebabkan lonjakan signifikan dalam jumlah uang yang beredar di pasar.  Melansir Siaran Pers Bank Indonesia, Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan devisa rupiah selama Ramadan dan Idul Fitri tahun 2024. Persiapan uang layak edar ini meningkat 4,65% dari tahun sebelumnya yang mencapai  Rp188,8 triliun.

Peningkatan jumlah uang beredar bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi juga memiliki dampak yang nyata pada sektor-sektor tertentu dalam perekonomian. Mulai dari peningkatan produksi industri makanan dan kue kering hingga lonjakan penjualan pakaian dan barang-barang keperluan rumah tangga, arus uang yang meningkat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain itu, menjelang ramadhan masyarakat muslim diwajibkan menunaikan zakat fitrah. Zakat firtah ini sebagai bentuk penyempurnaan puasa di bulan Ramadhan. Masyarakat muslim berbondong-bondong untuk membayar zakat fitrah baik melalui amil atau panitia zakat maupun secara langsung terhadap 8 asnaf penerima zakat. Hal ini berimplikasi terhadap masyarakat kurang mampu yang dapat melakukan konsumsi sehingga mereka dapat turut bahagia di hari raya Idul Fitri atau yang biasa kita sebut Lebaran. Dilihat dari sisi makroekonomi, zakat ini tentunya meningkatkan konsumsi secara masyarakat keseluruhan.

Peningkatan jumlah uang beredar menjelang Hari Raya Lebaran bukan hanya mencerminkan semangat perayaan, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Fenomena ini menggambarkan betapa eratnya hubungan antara tradisi budaya dan dinamika ekonomi dalam masyarakat. Dengan memahami faktor-faktor yang mendorong peningkatan ini, kita dapat mengapresiasi lebih dalam bagaimana perayaan lebaran dapat menjadi alat penggerak ekonomi yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline