Lihat ke Halaman Asli

Rani Aulia Nurcahyana

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia

KKN Tematik UPI 2021: Pendampingan, Pengenalan, dan Penerapan Kegiatan Belajar Mengajar Daring di Masa Pandemi

Diperbarui: 15 Juli 2021   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bidang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang terkena dampak besar dari adanya pandemi Covid-19. Pada tahun 2020 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan berbagai penyesuaian kebijakan dalam menghadapi situasi darurat covid-19. Kebijakan tersebut adalah berubahnya sistem pembelajaran tatap muka di dalam kelas menjadi pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi atau pembelajaran daring.

Pemanfaatan ICT (Information, Communication, Technology) dalam mengembangkan media pembelajaran menjadi salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh yang telah digunakan saat ini. Media pembelajaran seperti google classroom, aplikasi zoom, aplikasi google meet, televisi, media sosial whatsapp, dimanfaatkan oleh para pendidik baik dalam jenjang Perguruan Tinggi/Universitas, Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Mengenang Pertama (SMP), Sekolah Dasar (SD), hingga Taman Kanak-Kanak dan PAUD. Salah satu manfaat dari adanya teknologi ini yaitu memudahkan siswa dan guru melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari tempat tinggal masing-masing. Pembelajaran dapat terus berjalan meskipun ditengah pandemi.

Proses pembelajaran daring tentunya tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini seperti dua sisi mata uang yang berbeda, memiliki sisi positif dan juga negatif khususnya pada anak. P

ada anak-anak usia dini, adanya keterkaitan antara perilaku sosial emosional terhadap pembelajaran daring timbul karena anak tidak bersikap kooperatif saat pembelajaran jarak jauh. Beberapa alasan yakni kurangnya bersosialisasi dan juga keterbatasan bermain bersama teman-teman sehingga anak merasa bosan dan sedih (Kusuma & Sutapa, 2020).

Pembelajaran daring pada anak-anak TK menjadi salah satu problematika yang harus diperhatikan. Dilansir dari laman Republika, menurut Kak Seto sebaiknya anak TK tidak dilibatkan dalam pembelajaran jarak jauh. Harus tetap adanya interaksi yang nyata antara anak dan guru, bedanya tugas yang diberikan oleh guru di sekolah disampaikan pula oleh orang tua kepada anak. 

Hal itu pula yang dilakukan oleh TKQ Al-Falah, Kota Bandung. Sekolah yang beralamat di Jalan Turangga Timur No.27 ini cepat tanggap dalam merespon kondisi pandemi yang tidak terkendali. Dilakukan penyesuaian dalam kegiatan belajar mengajar antara tatap muka dan daring. Hal ini semata-mata bertujuan untuk mengontrol perkembangan belajar anak.

Bergabungnya salah satu mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia di TKQ Al-Falah diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam proses pengenalan dan penerapan pembelajaran daring yang efektif bagi siswa. 

Pendampingan penggunaan dan pengoperasian aplikasi seperti google classroom, youtube, aplikasi zoom, aplikasi google meet dan lain lain diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran yang lebih baik lagi. 

Meskipun kegiatan belajar tidak luput dari adanya kendala teknis, namun pihak sekolah berusaha secara optimal agar peserta didik dapat memaksimalkan kesempatan belajarnya. Diharapkan orang tua dan sekolah dapat bersinergi dalam membimbing proses belajar anak dan menciptakan generasi yang ber-akhlakul karimah, cerdas, soleh dan solehah.

Referensi

Kusuma, W. S., & Sutapa, P. (2020). Dampak pembelajaran daring terhadap perilaku sosial emosional anak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1635-1643.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline