Lihat ke Halaman Asli

Ketika Kemarin Dan Sekarang

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

saya menunggu,

ketika kata menjadi lara lalu pemaafan

kemudian akan hilang atau tetap menjadi sandaran

sepertinya hanya akan berputar begitu untuk saat ini,

dan nanti jikalau seperti biasanya

aku kan meneguk air kepergian yang rasanya sepat

ku menunggu dikau wajah yang yang menyiratkan pengampunanMu,

dari ramai yang membuat rungsing, hadirnya menarikku dalam damai

semoga tak terlambat untuk kita bertemu

semoga tak salah seperti rizki yang tuhan beri pada tiap makhlukNya

dan bersamamu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline