Lihat ke Halaman Asli

Rani Annisa

Arsitektur

Insecure dan Kesehatan Mental

Diperbarui: 22 Februari 2022   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Almost, seluruh manusia di belahan dunia manapun punya big problem yang namanya insecure. Ditandai dengan rasa tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan apa yang ada pada dirinya. 

Menurut Cambridge Dictionary tentang Insecure adalah "Those who have little confidence and being uncertain about their own abilities". Adapun contoh insecure yang umum terjadi yaitu berkaitan dengan fisik, bentuk tubuh, pencapaian (self ability), dan hubungan antar manusia. Jadi, manusia itu memang umum mengalami keragu-raguan dan tidak confidence.

Penyebab adanya rasa insecure pada diri manusia biasanya karena yang pertama mempunyai tekanan mental atau trauma pada masa lalunya. Hal yang terus berulang hingga diri manusia menormalisasikan rasa trauma tersebut dan rasa takut selalu ada ketika berhadapan dengan trauma tadi.

Dua, komentar dari orang lain yang ada di sekitar. Hal yang dilontarkan hanya kritikan bukan solusi bukan juga bentuk apresiasi. Bahwa apa yang ada pada diri sendiri menurut orang lain pointing out gak oke banget dan parahnya diri jadi percaya dengan komentar tersebut, percaya bahwa itu adalah sebuah kebenaran. Sehingga, karena tidak sesuai dengan kategori si pengomentar, diri sendiri menjadi yakin never better than everybody.

Permasalahan yang ramai di rasakan oleh anak-anak milenial pada saat ini adalah mengkhawatirkan tentang masa depan. Apakah gua bisa sukses meniti karir seperti yang gua rencanakan? Apakah akan berhasil atau gagal? This is sucks everybody concern. 

Mental breakdown karena yang lain sudah masuk PTN ternama, lulus kuliah 3,5 tahun, setelah wisuda dapat kerja, atau sudah punya Planning S2, dan bahkan sudah berkeluarga. Sebenarnya hal-hal tadi terjadi karena people around opinion sehingga terciptalah stereotip dan ekspetasi dari orang lain.

Kita tidak perlu mengikuti hal yang dikotak-kotakkan oleh masyarakat, contoh harus kuliah, harus nikah sebelum 25 tahun, harus punya keturunan dan lain-lain, itu yang menjadi awal rasa insecure diri yang merasa gagal tidak bisa mencapai target tersebut. Mendorong manusia berfikir bahwa yang ia sudah lakukan selalu gak good enough. 

Sulitnya menjadi berbeda dari yang lain, sulit untuk secure ourself. Ujung-ujungnya membuat kita menaruh banyak ekspetasi bagi diri kita dan mengerjakan apapun bukan seperti yang kita inginkan, kita gatau apa yang kita ingin kerjakan, tujuan kita, kita kehilangan pondasi.

Insecure itu kapanpun pasti akan terus ada karena manusia itu penuh dengan keragu-raguan. Bahkan dapat diperparah sampai mengganggu kesehatan mental seseorang, seperti tidak mau berbaur dengan sesama, berdiam diri dirumah, dan lain-lain hingga kematian. Tapi hal-hal tadi dapat dihindari dengan kita yang pandai mengolah rasa insecure, pandai membatasi, dan mampu mengendalikan rasa insecure. Jangan sampai yang ada disekitar kita, yang menguasai diri kita. Pentingnya untuk belajar memahami dan mengenali diri sendiri, sampai mana limit kemampuan kita, apa yang kita bisa dan tidak bisa, apa yang kita suka dan tidak suka. What is the insecurity? Why I am feeling insecure?

Mengenali diri adalah tools bagi kita untuk menentukan arah tujuan di dalam kotak insecurity dan puncak tertingginya adalah kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, we know pasti banyak yang struggle dengan hal tersebut ditengah banyaknya tuntutan ekspetasi diluar kendali kita. Bukan berarti insecure menghalangi kita untuk terus mencoba dan berjuang meski kemungkinan terburuknya yang didapat adalah gagal.

Beberapa tips yang dapat kita dilakukan untuk menjaga kesehatan mental, yaitu:
1. Mengurangi asupan berita, dengan memilah dari sumber yang terpercaya.
2. Menghabiskan waktu dengan keluarga dengan berbincang atau bermain games.
3. Bercerita, bisa dilakukan dengan teman, kerabat lewat sosial media dan lain-lain. Menurut psikologi dengan berbagi cerita dapat menenangkan suasana hati, asal tidak adu nasib.
4. Of course, pola hidup sehat, olahraga agar tubuh fresh dan memberi asupan tubuh berupa buah dan sayur.
5. Melakukan hobi, dan
6. Self-talk, agar kita lebih mengenal dan memahami diri sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline