Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Binge Eating Disorder (BED)?

Diperbarui: 5 Januari 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum mengenal apa itu BED, apakah kalian tahu bahwa IU, artis korea pernah terkena gangguan makan, yaitu bulimia. Nah, selain bulimia ada juga loh gangguan makan yang disebut sebagai binge eating disorder (BED)!, BED ini merupakan gangguan makan yang diklasifikasi dari salah satu gangguan kejiwaan.

Penyebab dari BED adalah keinginan makan secara berlebihan pada kondisi ini bukan muncul karena lapar. Gangguan makan ini dialami oleh kurang lebih 3,5 persen wanita dewasa dan 2 persen pria dewasa di dunia. Secara umum, penyakit ini dimulai pada akhir masa remaja, yaitu ketika manusia menginjak awal usia 20-an. BED memiliki kaitan erat dengan gangguan kesehatan pada gizi, seperti diabetes atau kadar kolesterol tinggi.

Tidak diketahui secara pasti, penyebab binge eating disorder (BED) memiliki hubungan dengan gangguan pada area otak yang mengatur rasa lapar, rasa kenyang, serta kontrol diri. Selain itu, terdapat faktor risiko lain dalam penyebab terjadinya binge eating disorder, yaitu faktor genetik berhubungan dengan sensitif terhadap dopamin di otak, riwayat gangguan makan dalam keluarga, kondisi psikologis yang terganggu, seperti depresi, kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD), atau ADHD, pola diet yang bermasalah, memiliki citra diri rendah, yaitu dapat terobsesi pada penampilan fisik tertentu. 

Penderita Binge eating disorder (BED) kerap memiliki berat badan berlebih atau dapat disebut juga dengan obesitas. Akan tetapi, masih ditemukan penderita binge eating disorder (BED) yang berat badan normal. Gejala yang dapat ditemukan pada penderita binge eating disorder antara lain, yaitu memiliki porsi besar dalam konsumsi makanan yang habis dalam waktu singkat, akibat perilaku makannya merasa hilang kendali dan menderita, tidak merasa lapar walaupun mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar, setelah makan berlebihan merasa bersalah, dan depresi, condong menyendiri ketika makan karena merasa malu dengan porsi makanan yang dikonsumsi. 

Terdapat tingkat keparahan binge eating disorder (BED), seperti 

  • Ringan, rentang waktu  terjadi binge eating disorder (BED) 1--3 kali dalam seminggu

  • Sedang, rentang waktu terjadi binge eating disorder (BED) 4--7 kali dalam seminggu

  • Parah, rentang waktu terjadi binge eating disorder (BED)  8--13 kali dalam seminggu

  • Ekstrem, rentang waktu terjadi binge eating disorder (BED) 14 kali atau lebih dalam seminggu

Binge eating disorder (BED) dapat diatasi dengan beberapa cara, yakni terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy/CBT). Pada hal ini, terapi berfungsi untuk membantu pasien dalam memahami faktor pemicu pada gejala BED serta melatih pasien pada pengalihan makananan dengan melakukan aktivitas lain. Terdapat pula psikoterapi interpersonal, dimana terapi ini membantu pasien meningkatkan kemampuan interpersonalnya, seperti bagaimana pasien akan berinteraksi dengan keluarga, teman, rekan kerja, termasuk orang lain yang baru dikenal. 

Pemberian obat-obatan. Obat yang digunakan dapat berupa Lisdexamfetamin dimesylate, obat anti epilepsi topiramat, dan golongan obat  antidepresan untuk meredakan gejala binge eating disorder. Mengontrol berat badan juga dapat membantu pasien BED untuk memperoleh berat badan ideal yang merupakan salah satu aspek penanganan yang penting dilakukan. Target penurunan berat badan yang diharapkan adalah sekitar setengah kilogram per minggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline